Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/226

Halaman ini tervalidasi

nita di Kediri mengambil keputusan: membentuk suatu organisasi dengan nama –– Barisan Buruh Wanita –– dengan ketua Saudara Trimurti, Wakil Ketua Saudara Sutijah. Peperangan terus berdjalan. Saudara Sutijah mentjeburkan diri dalam Laskar Buruh, dan mengadakan latihan-latihan diantara buruh-buruh wanita dari pelbagai kota jang dapat berhubungan.

Semua latihan ketentaraan diadakan dikota Solo, sekarang ditambah dengan peladjaran-peladjaran lain sebagai penjempurnaan, antara lain, menembak dari djauh mempergunakan mitraljur, merawat orang sakit dan latihan-latihan P.P.P.K. jang dibantu oleh Dr. Saleh Mangundiningrat dan Nj. Dr. Edi Rusli.

Dengan tjara begini tersebar pengetahuan dan ketjakapan ketentaraan dikalangan wanita. Sebagai Laskar Buruh lapangan memberi bantuan melebar kelain-lain front, tidak hanja difront sekitar Solo sadja, tetapi kelain-lain daerah mereka djuga mengadakan penindjauan dan mengorganiseer bantuan kegaris depan.

Tapanuli.

Perdjuangan Wanita di Sidikalang (Tapanuli) dimulai semendjak zaman Djepang.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disana berdiri perkumpulan Perwari.

Dalam masa revolusi itu kaum Wanita bekerdja didapur umum setjara sukarela guna membantu para pedjoang digaris depan dan menolong korban korban revolusi jang ditawan dalam pendjara-pendjara.

Dalam lapangan palang merah para wanita Sidikalang giat pula menjumbangkan tenaganja, baik siang maupun malam hari.

Sesuatu jang tidak boleh dilupakan dalam perdjuangan rakjat Indonesia, ialah pergerakan Laskar Muslimat, jakni laskar wanita Islam.

ᎠᎥ Sumatera Tengah sesudah proklamasi 17 Agustus berdiri, sebagai tjendawan tumbuh, laskar-laskar pemuda untuk menentang kembalinja pendjadjahan, misalnja: LASMI jakni Laskar Muslimin Indonesia, Hizbullah, Tentara Merah, Salilullah, Barisan Hulubalang, Pesindo dan lain-lain.

Laskar-laskar ini didirikan dan diasuh oleh partai-partai jang hidup di Sumatera Tengah. Biajanja pun ditanggung oleh partai-partai itu. LASMI didirikan oleh Partai Islam Perti, Hizbullah didirikan oleh Masjumi, Tentara Merah oleh P.K.I. dan begitulah seterusnja.

Partai Islam Perti disamping mendirikan LASMI djuga membangun Laskar Muslimat, jakni Laskar bahagian wanitanja.

Laskar Muslimat dididik tak ubahnja sebagai LASMI djuga, jaitu mereka diadjar berbaris jang teratur, hidup berdisiplin tentara dan dimana mereka berdjalan membawa sendjata bambu runtjing jang terkenal. Kadang-kadang opsirnja pakai sendjata api djuga.

Pelantikan-pelantikan untuk Laskar Muslimat ini diadakan djuga diberbagai-bagai kota di Sumatera Tengah, umpamanja di Bukittinggi, Padang, Solok, Sawah Lunto, Bangkinang, Kampar dan Kerintji.

Dalam pelantikan-pelantikan itu mereka memakai pakaian seragam, jaitu kudung putih serupa zuster dikepalanja, badju gunting baru dan sarong batik. Kalau mereka berkonperensi dikota djelas kelihatannja, karena pakaiannja jang seragam itu.

Pakaian Laskar Muslimat itu disamping merupakan uniform tentara manis kelihatannja dan bahkan menarik djuga.

Pekerdjaan Laskar Muslimat ini sangatlah pentingnja dikala itu, karena mereka ikut serta berdjuang digaris depan, masuk hutan keluar hutan, masuk kampung keluar kampung dan ikut dalam ,,longmars" dari bukit-kebukit dan dari gunung kegunung.

Sesampainja disesuatu front, selain mereka merupakan palang merah jang teratur dan tjakap, mengurus dapur umum untuk makanan pradjurit laskar-laskar, djuga kadang-kadang ikut bertempur melawan Belanda. Medan Padang Luar kota jang terkenal mengetahui betul bagaimana hebatnja perdjuangan Laskar Muslimat dikala itu di Sumatera Tengah.

Agar djangan sampai dilupakan, baik djuga kita sebut disini beberapa nama jang kita ingat dari pemuka-pemuka Laskar Muslimat ketika itu, jaitu Saudara Rosni Zainal, Norma Alamsuddin, Hadji Sariani, Lamdjani Manan, Rohana Thaib, Nurdjani Tandjung Barulak, Sulidjah Batipuh, Djaura Muara Labuh, Nuridjah Ahmad, Lawijah Batusangkar, Ramani Nurisan, Latifah Bondjol, dan sebagai penasehat Umumnja Ummi H. Salima.

Dapat dipastikan bahwa djumlah mereka adalah lebih kurang 10.000.

Sedemikian setitik sumbangan Wanita jang besar artinja untuk kemerdekaan bangsa seluruhnja.

Tandjungkarang.

Pada tanggal 27 Oktober 1945 terbentuklah di Tandjungkarang sebuah organisasi puteri jang dinamai Gerakan Puteri Indonesia, dengan singkatan Gerpi.

Oleh usaha wanita-wanita dan puteri-puteri telah diadakan dapur umum untuk romusja-romusja dari seluruh Sumatera jang akan dipulangkan ke pulau Djawa dan dalam perdjalanan mereka singgah di Tandjungkarang. Pun pemudi-pemudi jang datang dari Djawa sebagai badan penghubung dari Pemerintah Pusat mendapat makan dari dapur umum. Pemudi-pemudi jang berasal dari Djawa jang pada zaman pendudukan Djepang telah tertipu dan dari Singapura dan Sumatera akan dikembalikan ke Djawa, ada kira-kira 50 orang, ditampung dan diurus oleh Gerpi.

Oleh pemuda-pemuda jang datang dari Djawa diadakan rapat-rapat dan terbentuklah bermatjam-matjam badan sebagai Palang Merah Indonesia, Pendidikan dan sebagainja. Dan dalam tiap-tiap badan jang terbentuk tetap ada beberapa puteri duduk dalam pengurusnja.

Oleh Gerpi dan organisasi wanita lain-lainnja mulailah diadakan rapat-rapat dikampung-kampung. Semua wanita-wanita tua muda dikumpulkan untuk diberi penerangan dalam bahasa daerah tentang kemerdekaan kita Pekik perdjuangan „Merdeka" terdengar diseluruh pelosok.

210