Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/228

Halaman ini tervalidasi

 Mengumpulkan gadis-gadis sengsara jang tersesat hidupnja dengan diberikan didikan kearah penghidupan jang sempurna.
 Kerdja sama dengan Pemerintah, mendirikan S.K.G. jang guru-gurunja sebahagian besar diambil dari Pengurus Perwani.
 Selangkah demi selangkah Perwani madju untuk mengisi djalannja sedjarah wanita Kalimantan.
 Pada tanggal 5 dan 6 Nopember 1947 diadakan pula konperensi kilat Perwani jang dihadiri oleh 9 tjabang. Dalam konperensi itu diputuskan :

  1. Mendesak dan menuntut kepada Pemerintah agar wanita diberi hak memilih dan dipilih.
  2. Mendesak agar setjepat mungkin Dewan Bandjar dibentuk.
  3. Menentukan waktunja kongres wanita jaitu tanggal 17 sampai 20 Pebruari 1948 bertempat di Kandangan.
  4. Mengirim surat kepada pusat Kowani di Jogjakarta agar dapat mengirimkan wakilnja pada kongres tersebut.

 Meskipun perdjoangan wanita Kalimantan masih muda usianja, tetapi telah dapat menuntut hak-haknja sebagai manusia, dan telah ada kesanggupan untuk melaksanakan pekerdjaan jang agak besar dan berat, seperti kongres.
 Dari tanggal 15 sampai 25 Desember pedoman Besar Perwani melaksanakan keputusan konperensi jaitu : beberapa pengurus Pedoman Besar Perwani mengadakan penindjauan ke Hulu Sungai. Ditiap-tiap kewedanaan mengadakan rapat-rapat umum dengan atjara mengobar-ngobarkan semangat persatuan dan mendjelaskan maksud adanja kongres wanita dan tentang pentjalonan anggota wanita untuk Dewan Daerah Bandjar. Selama perdjalanan mendapat sambutan jang memuaskan dari segenap lapisan rakjat, terutama wanita, menandakan bahwa mereka telah mulai sadar tentang kewadjiban wanita Indonesia terhadap Bangsa dan Tanah Airnja.
 Kongres wanita Kalimantan jang pertama dapat dilangsungkan pada tanggal 17 sampai tanggal 20 Pebruari 1948 bertempat di Kandangan, dengan dihadiri oleh 3 orang utusan Kowani Pusat jaitu : Nj. Soekemi, Nj . Herawati Diah, Nj . Soerasto.
 Kongres itu memutuskan:

  1. Organisasi-organisasi Wanita seluruh Kalimantan digabungkan dalam satu badan federasi jang bernama Persatuan Tindakan Wanita Indonesia (Pertiwi), dengan susunan pengurusnja sebagai berikut:

 Dewan Pimpinan Pusat Nj . Djohansjah, dibantu oleh 2 orang. Pembantu-pembantu jaitu Nj. Gt. Hidajat dan N. Gt. Mastoto.
 Tindakan keluar mengirimkan beberapa mosi dan resolusi kepada Pemerintah jaitu :

  1. Resolusi tentang kedudukan wanita dalam Advies College Dewan Haminte Bandjarmasin .
  2. Resolusi tentang kedudukan wanita dalam Dewan Daerah Bandjar.
  3. Resolusi tentang tahanan-tahanan politik supaja dibebaskan.
  1. Mosi tentang Poliklinik wanita (tempat pengobatan tersendiri untuk wanita).
  2. Mosi tentang penilik sekolah wanita dan Badan Pengudji wanita.
  3. Mosi tentang dukun beranak jang beridjazah ditiap-tiap daerah.

 Jang harus melaksanakan keputusan-keputusan itu ialah D.P.P. Pertiwi.
 Dengan berlangsungnja kongres wanita Kalimantan jang pertama, maka itu merupakan kedjadian jang tak mudah dilupakan oleh para Wanita Kali mantan, karena dengan djalan itu persatuan bertambah kuat dan bertambah meluas, hampir-hampir keseluruh Kalimantan, karena Pertiwi meliputi Kalimantan Selatan,
 Kalimantan Tenggara dan Kalimantan Timur, ketjuali Kalimantan Barat.
 Mengenai resolusi dalam kongres wanita Kalimantan, tentang Advies College Dewan Haminte Bandjarmasin jang ditudjukan untuk kedudukan itu ialah Nj. Gt. Hidajat, diangkat pada tanggal 1 April 1948 dan dilantik resmi pada tanggal 11 Mei 1948.
 Mengenai resolusi No. 2 dalam kongres wanita Kalimantan mengenai Dewan Daerah Bandjar telah dipilih sebagai wakil wanita Nj. N. Djohansjah, diangkat pada tanggal 30 Djuni 1948 dan dilantik resmi pada tanggal 3 Djuli 1948.
 Pada tanggal 1 sampai 4 Oktober 1948 diadakan konperensi Perwani jang ke-2 di Bandjarmasin dihadiri oleh 7 tjabang-tjabang.
 Konperensi itu memutuskan memperbaiki organisasi wanita dan membentuk beberapa komisaris daerah dan beberapa anggota tersiar.
 Pada tahun 1949 berhubung dengan suasana Kalimantan bertambah genting, dan tekanan pemerintah Belanda semakin terasa, Pedoman Besar Perwani dan tjabang-tjabangnja tak dapat melan tjarkan djalannja organisasi setjara legaal maka dengan setjara illegallah pekerdjaan-pekerdjaan dilakukan jang mana dokumentasinja sangat sukar dikumpulkan. Beberapa anggota Tjabang di Hulu Sungai turut aktip bergerilja terutama mendirikan dapur-dapur umum. Boleh dikatakan seluruh Pengurus Tjabang Perwani ditiap-tiap Kewedanaan mendjadi tempat perhubungan antara pemimpin-pemimpin politik dan pemimpin-pemimpin gerilja.
 Banjak pula anggota-anggota jang berani mendjalankan tugas sebagai kurir, membawa surat-surat penting atau dokumentasi dari suatu tempat ketempat jang lain.
 Hal ini dapat diketahui oleh Pemerintah Belanda sehingga beberapa pemimpin Perwani ditangkap dimasukkan kedalam tahanannja.
 Meskipun tekanan Belanda begitu hebatnja, Pedoman Besar Perwani dapat bekerdja bersama-sama dengan partai politik jang sealiran jang Kalimantan jaitu S.K.I. dan Serni sehingga dapat

mengirim beberapa surat kawat dan resolusi jang mendesak supaja dikirim segera delegasi A.P.R.I. ke Kalimantan.

212