Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/245

Halaman ini tervalidasi

Peranan kaum wanita:

Dalam perdjuangan hebat dengan tekad bulat lebih dari setahun lamanja dan sering-sering harus memakai taktik gerilja, tidak bisa diketjilkan arti KAUM WANITĂ jang aktif mengambil bagian. Dengan bantuan jang diperlukan diselenggarakan oleh kaum ibu dan wanita-wanita jang masih ada dikota, perdjuangan mendjadi tahan udji. Supply dan dapur-dapur umum diselenggarakan dimanamana para pedjuang menjingkir dan melakukan perlawanan. Tidak sedikit kaum wanita kita mendjadi penghubung antara gunung dan desa, antara desa dan kota, untuk membawa berita-berita, informasi-informasi mengenai tingkah laku musuh dan membawakan perbekalan-perbekalan jang diperlukan.

Dari sumber-sumber jang dapat kita kumpulkan, diantara wanita penghubung itu ada jang dapat diketahui oleh mata-mata NICA hingga mendapat penganiajaan jang tidak ringan. Seperti umpamanja MEN SAWER jang karena ketahuan, dia dibawa ke Banjuwangi dari Tabanan dan disana disiksa dengan sangat kedjam dan diluar perikemanusiaan. Dia ditelandjangi dan dipukuli, untuk memaksa menerangkan perdjuangannja.

Ibu-ibu dalam kesibukan:

Ibu-ibu jang ditinggalkan oleh suaminja ketempat-tempat perdjuangan dan persembunjian, masing-masing tidak berdiam diri dan turut mengambil bagian, sesuai dengan kemampuan jang ada pada mereka masing-masing. Kita belum bisa lupa pada djasa-djasa Ibu Ridwan, Ibu Merta, Ibu Metra, Ibu Oka Yasmin, Bu Djero, Njonja Subadi, Ibu Sami Merati, Sang Putu Sasih dan lain-lain , jang setjara serentak menjelenggarakan Dapur-dapur Umum, P.P.P.K., PENJELIDIKAN-PENJELIDIKAN, KURIR malah sampai membawa PELURU untuk para pedjuang ditempat-tempat jang aman.

Memberikan suami bergerak dalam perdjuangan, bagi seorang ibu adalah pengorbanan dan berkat kerelaan dan tjinta tanah air jang baru diproklamirkan itulah tidak sedikit ibu-ibu jang mendjadi djanda, anak-anak jang kehilangan ajahnja.

Betapapun pengorbanan, djiwa, harta-benda dan perasaan, mereka jang berdjiwa ksatria tidak akan merasakan sekali, karena dari sedjak semula mereka telah menjadari dengan sepenuh-penuhnja bahwa perdjuangan itu dilakukan untuk maksud jang sutji membela tanah air dan mengusir kaum pendjadjah, sehingga pengorbanan mereka sangat memulianja.


229