Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/285

Halaman ini tervalidasi
D. HUBUNGAN KONGRES WANITA INDONESIA DENGAN ORGANISASI-ORGANISASI DI LUAR NEGERI.

Kongres Wanita Indonesia sebagai Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia jang didalamnja tergabung organisasi-organisasi wanita jang beraneka-warna azas dan tudjuan, selalu memelihara hubungan-hubungan dengan Organisasi-organisasi diluar negeri, akan tetapi tidak memasuki gabungan internasional apapun djuga.

Sewaktu Kongres Wanita Indonesia belum di bentuk, maka Badan Kongres Wanita Indonesia pada tanggal 14-16 Djuli 1946 pada Kongresnja jang ke-II di Madiun, memutuskan untuk menggabungkan diri sebagai Anggota dari „Women's International Democratic Federation”. Tetapi setelah Kongres Wanita Indonesia terbentuk pada 28 Nopember 1950, maka keanggotaan dengan W.I.D.F. tadi dibubarkan, karena ternjata, bahwa W.I.D.F. beraliran kiri.

Djuga dengan Pan Pacific Women Organization, jang sekarang namanja diganti mendjadi Pan Pacific & South East Asia Women Organization, Kongres Wanita hanja mengadakan hubungan dengan kalau perlu mengirim penindjau, tetapi tidak memasukinja sebagai anggota, karena ternjata, bahwa P.P. & S.E.A. Women Organization ini lebih tjondong kekanan.

Dengan demikian maka Kongres Wanita Indonesia tidak memasuki gabungan internasional baik jang tjondong ke-kiri maupun jang tjondong ke kanan, sesuai dengan politik bebas dan aktip negara kita dalam hubungan dengan dunia luar. Akan tetapi anggota-anggota dari Kongres Wanita Indonesia dapat mengadakan hubungan sendiri dengan Organisasi apapun djuga diluar negeri. Sesuai djuga dengan politik negara kita jang mendjadi pendorong dan penjelenggara Konperensi Negara-negara Asia-Afrika, maka Kongres Wanita Indonesia djuga ikut mendjadi pendorong dan penjelenggara Konferensi Wanita Asia-Afrika jang diadakan di Colombo dalam tahun 1958 ini.

Dengan demikian terlihat djuga, bahwa perdjoangan Wanita Indonesia, selalu berdjalan searah dan bersama-sama dengan perdjoangan Bangsa Indonesia umumnja.

Hubungan-hubungan Keluar sebelum Kongres Wanita Indonesia.

Sebelum Kongres Wanita Indonesia berdiri, maka telah banjak pula diadakan hubungan-hubungan dengan luar negeri oleh Gabungan Pergerakan Wanita Indonesia antara lain:

Sebelum perang dunia ke-2 Perikatan Perkum pulan Isteri Indonesia mengirim utusan ke Kongres Wanita Asia di Lahore pada tahun 1931.

Sesudah perang dunia ke-2 maka Badan Kongres Wanita mengirim utusan ke East Asia Conference di India pada bulan Oktober 1946. Utusan ini terdiri dari: Nj. Dr. Hurustiati Subandrio, Nj. Soetiah Soerjahadi dan Nj. Hamdani.

Dalam bulan Desember 1947 oleh Badan Kongres Wanita Indonesia dikirim utusan ke All Indian Women's Conference, jang terdiri dari Nj. Soenarjo Mangunpuspito, Nj. Dr. Sulijanti Sukonto (sekarang Nj. Dr. Sulijanti Saroso), Nj. Utami Surjadarma dan Nj. Herawati Diah.

Hubungan keluar setelah Kongres Wanita Indonesia.

Kongres Wanita Indonesia mengirim utusan-utusan djuga untuk mewakilinja didalam Konperensi dari "Non Governmental Organization" jang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa di Bali dalam bulan September 1951. Utusan untuk ini adalah Nj. Utami Surjadarma.

Pada tahun 1952 dikirim utusan, jang terdiri dari Nn. Susilowati (sekarang Nj. Riekerk) dan Nn. Tastie Kusuma Utojo (sekarang Nj. Usodo notodirdjo sebagai penindjau ke Pan Pacific Women's Conference di Christchurch (New Zealand).

Pada tanggal 29 Desember 1952 sampai dengan 7 Djanuari 1953 diadakan Seminar di New Delhi oleh U.N.E.S.C.O. mengenai „Kedudukan Wanita di Asia Selatan”. Utusan Kongres Wanita Indonesia adalah: Nj. Kartowijono, Nj. Mr. J.M. Tumbelaka dan Nn. Soeitinah, Nj. E. Puradiredja dan Nj. T. Memet Tanumidjaja.

Sesudah peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, maka perhatian luar negeri lebih besar lagi terhadap pergerakan wanita di Indonesia dan usaha-usahanja. Ini ternjata dari kundjungan-kundjungan tamu-tamu luar negeri untuk melihat-lihat usaha-usaha pergerakan Wanita di Indonesia dan dari undangan-undangan jang disampaikan kepada Kongres Wanita, antara lain; undangan dari U.S.I.S. untuk 8 orang dari Kon gres Wanita Indonesia untuk melawat ke Amerika Serikat dalam tahun 1953, jang pelaksanaannja baru dipenuhi dalam tahun-tahun berikutnja.

Djuga dari Pemerintah Indonesia telah ada pe ngertian akan kesanggupan dari Kongres Wanita Indonesia jang terbukti dari undangan-undangan jang diteruskan oleh Pemerintah kepada Kongres Wanita, sehingga untuk soal-soal Kewanitaan Kongres Wanita mendjadi sumber dari tenaga jang dibutuhkan.

Dalam bulan September 1956 Pemerintah Russia mengundang Negara anggota dari "Status of Wo men Commission" dari Perserikatan Bangsa-bangsa kesuatu Seminar di Moskow. Pemerintah Indonesia minta tjalon dari Kongres Wanita dan utusan jang dikirim adalah Nj. Mr. Toeti Harahap dan Nn. Muljati. Wakil Pemerintah adalah: Mr. Laili Roesad.