Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/300

Halaman ini tervalidasi

2. Atjara pokok: Masalah kesehatan dan kesedjahteraan Ibu dan Anak.
Workingpapers dibagi dalam:
a. Usaha-usaha dilapangan kesedjahteraan Ibu dan Anak: disusun oleh Indonesia;
b. Usaha-usaha kesedjahteraan keluarga: diutjapkan oleh India
c. Pendidikan tenaga kesehatan: disusun oleh Afghanistan.
3. Uraian Unicef tentang: Pesan Unicet di Asia dan Afrika Uraian W.H.O. tentang: Peranan W.H.O. di Asia dan Afrika.
4. Laporan delegasi tentang masalah kesehatan dinegaranja masing-masing.
5. Diskusi dan sebagai discussion-leader: Indonesia.
6. Kesimpulan.

Tgl. 18 Pebruari 1958.

Ketua sidang: Indonesia
Rapporteurs: India dan Sailan

1. Pidato ketua-ketua delegasi dari: Singapore, Muang Thai, Tunisia, Turki, Viet Nam Utara.
2. Atjara pokok: Wanita dan Kewarganegaraan. Workingpapers dibagi dalam:
a. Hak sama untuk memilih dan dipilih: diutjapkan oleh Mesir:
b. Tjalon-tjalon wanita dalam badan-badan perwakilan: disusun oleh Turki;
c. Kesempatan untuk mengambil bagian dalam djabatan-djabatan termasuk kegiatan-kegiatan dalam badan-badan internasional dan P.B.B.: diutjapkan oleh India.
3. Pekerdjaan dari pada Komisi hak-hak wanita dan badan-badan P.B.B, untuk kepentingan hak sama bagi wanita: diutjapkan oleh Pakistan.
4. Laporan delegasi-delegasi tentang masalah wanita dan kewarganegarsan dinegaranja masing-masing.
5. Diskusi dan sebagai discussion-leader: India.
6. Kesimpulan.

Tgl. 19 Pebruari 1958.

Diadakan field-trip dan study-tour ke objek-objek kemasjarakatan.

Tgl. 20 Pebruari 1958.

Ketua sidang: Burma Rapporteurs: Sailan dan India

1. Atjara pokok: Perbudakan dan perdagangan wanita dan anak-anak. Workingpapers dibagi dalam:
a. Perbudakan dan badan-hadan jang ada hubungannja dengan perbudakan dan perdagangan wanita dan anak-anak: disusun oleh Sailan;
b. Perdagangan wanita dan Anak-anak: serta tindakan-tindakan untuk rehabilitasi: diutjapkan oleh Ghana.
2. Pekerdjaan badan-badan P.B.B. dalam usaha pemberantasan perbudakan dan perdagangan wanita dan anak-anak: diutjapkan oleh Pakistan.
3. Laporan delegasi-delegasi tentang masalah perbudakan dan perdagangan wanita dan anak-anak dinegaranja masing-masing.
4. Diskusi dan sebagai discussion-leader: Sailan.
5. Kesimpulan.

Tgl. 21 Pebruari 1958.

Ketua sidang: Pakistan Rapporteurs: Burma dan Djepang.

1. Atjara pokok: Wanita dalam perburuhan.
Workingpapers dibagi dalam:
a. Pentjegahan pemerasan tenaga buruh, buruh anak-anak dan pekerdjaan berat bagi buruh wanita: disusun oleh Birma;
b. Usaha-usaha kesedjahteraan untuk buruh, termasuk buruh wanita: oleh Sailan.
2. Pekerdjaan I.L.O. dan Buruh Wanita: diutjapkan oleh wakil I.L.O.
3. Laporan delegasi-delegasi tentang masalah perburuhan dinegaranja masing-masing.
4. Diskusi sebagai discussion-leader: Burma.
5. Kesimpulan.

Tgl. 22 Pebruari 1958.

Ketua sidang: India

1. Atjara pokok: Usaha-usaha mempererat hubungan antara wanita Asia Afrika.
2. Diskusi.
3. Kesimpulan.

Tgl. 23 Pebruari 1958.

Ketua sidang: Sailan

1. Atjara pokok: Mensahkan fapovae laporan (findings & conclusions) jang dibuat oleh rapportenrs.
2. Pidato-pidato penutup.

Tgl. 24 Pebruari 1958.

Diadakan field-trip dan study-tour ke objek-objek kemasjarakatan dan kebudajaan.

IV. Rapat-rapat Sieering Committee.

Rapat-rapat steering Committee diadakan oleh 5 negara-penjelenggara setjara tertentu dan setiap waktu dianggap perlu. Indonesia dalam rapat-rapat tersebut diwakili oleh Nj. Mr. Maria Ullfah Santoso dan Nj. Dr. MH. Soebandrio. Sesudah Nj. Dr. H. Soebandrio meninggalkan Colombo pada tanggal 20-2-58 sebagai gantinja ialah Nj. Mr. N. Suwondo.

Dalam sidang steering committee jang pertama pada tgl. 14-2-1958 (pada waktu itu Indonesia belum tiba, disebabkan delay kapal-terbang sehingga keberangkatan dari Singapore ke Colombo tertunda sehari) telah diputuskan bahwa:
a. Konperensi bersifat non-politik dalam rangka semangat Bandung mengenai kerdja-sama antara wanita-wanita Asia-Afrika;
b. Komnperensi tidak akan mengambil resolusi.

Dalam sidang Steering Committee 1gl. 15-2-1958, waktu dibitjarakan bahwa pidato-pidato tidak boleh bersifat politik, Indonesia tidak menjetudjui pendapat itu, karena sudah membawa pesan dari Kongres Wanita Indonesia bahwa delegasi harus mengemukakan antara lain:
a. masalah Irian Barat;
b. masalah hukuman mati 4 gadis Aldjazair.