Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/67

Halaman ini tervalidasi

Panitya itu terdiri dari:

  1. Perwari
  2. Ketua,
  3. Muslimat,
  4. P.P.I. ,
  5. G.P.I.I.-Putri,
  6. Wanita Demokrat,
  7. Gerwani,
  8. Perwamu.


  1. Kepada Pemerintah (Menteri Luar Negeri) dikirim surat dalam mana dinjatakan bahwa K.W.I. menjokong sepenuhnja usaha Pemerintah Indonesia untuk mengembalikan Irian Barat ke dalam wilajah kekuasaan Republik Indonesia. Djuga disampaikan kepada Menteri Luar Negeri suatu Seruan K.W.I. kepada Sekretaris Djendral P.B.B. untuk disampaikan kepada semua anggauta P.B.B. jang bunjinja seperti berikut:
    1. Kongres Wanita Indonesia dimana tergabung tiga puluh tiga organisasi wanita Indonesia dalam rapatnja tanggal 10 Nopember 1957 memutuskan menjokong sepenuhnja usaha Pemerintah Indonesia dalam P.B.B. untuk mengembalikan Irian Barat kedalam wilajah kekuasaan Republik Indonesia.
    2. Djika usaha setjara damai ini tidak berhasil, dichawatirkan mungkin akan timbul bahaja perang karena dinegara-negara dimana masih ada pendjadjahan tidak ada ketenteraman dan perdamaian.

Berhubung dengan itu Kongres Wanita Indonesia menyerukan kepada P.B.B. dan semua kaum ibu jang tjinta damai untuk memberi bantuan dan mempergunakan pengaruhnja agar persoalan Irian Barat dapat diselesaikan dengan setjara damai.

Djakarta, 10 Nopember 1957
SECRETARIAT KONGRES WANITA INDONESIA.

Djika mungkin supaja Seruan itu disampaikan kepada Sekretaris Djenderal P.B.B. oleh Saudara-saudara Wanita Indonesia jang sekarang sedang menindjau di Amerika Serikat (Sdr. Nj. Walandauw, Nj. Kwari cs.)

  1. Madjelis Permusjawaratan Kilat pada tanggal 10 Nopember 1957 minta supaja Nj. Mr. Rusiah Sardjono dan Nj. Sunarjo Mangunpuspito dapat diundang untuk Musjawarah Pembangunan Nasional. Ketua Sekretariat K.W.I. membitjarakan hal ini dengan Perdana Menteri. Karena Pemerintah memberi tempat kepada 5 orang Wanita, maka jang diundang untuk Musjawarah Pembangunan Nasional adalah:
    1. Nj. Sunarjo Mangunpuspito - dari Muslimat
    2. Nj. Mr. Rusiah Sardjono dari Perwari
    3. Nj. Sumari dari Wanita Demokrat
    4. Seorang dari Gerwani.

Semuanja dari K.W.I., sedangkan undangan jang kelima disampaikan kepada Nj. Mahmudah Mawardi dari Muslimat Nahdlatul Ulama.

  1. Pada tanggal 16 Nopember Ketua Sekretariat K.W.I. menerima sebuah mesin tulis Standard merk Adler sebagai tanda penghargaan dari Duta Besar Djerman Barat Dr. Allardt. Penyerahan itu disaksikan oleh Sdr. Penulis Nj. A. Samsuddin. Mesin tulis itu adalah untuk keperluan Sekretariat K.W.I. Disamping laporan Sekretariat ini, maka Jajasan Kesedjahteraan Anak-anak, Jajasan Seri Derma, Jajasan Hari Ibu, Komisi Hukum, Panitya Persiapan Konperensi Wanita A-A dan Panitya Bunga Kartini akan memberi laporan sendiri ke pada kongres.

Perlu diterangkan disini bahwa Sekretariat K.W.I. (Sdr. Mr. Maria Ullfah Santoso, Sdr. Nj. Walandauw dan Sdr. Muljati) menjaksikan pembukaan resmi dari Gedung Persatuan Wanita di Jogjakarta dalam bulan Mei 1956 (20 Mei 1956). Di Djakarta pembukaan resmi dari Gedung Wanita dilakukan pada Hari Ibu tanggal 22 Desember 1956. Didapat kabar bahwa diberbagai tempat, gabungan organisasi Wanita setempat telah djuga mempunjai Gedung Wanitanja (misalnja di Bandjarmasin, Bengkulu).

Perlu diterangkan disini bahwa Sekretariat K.W.I. menerima uang bantuan dari Panitya Gedung Persatuan Wanita Djakarta (Ketua Nj. R. S. Tambunan, wakil ketua Nj. L. Hardi).

2 kali Rp. 20.000,- sebagai bagian dari lotere jang diadakan untuk Jajasan Hari Ibu, Jajasan Kesedjahteraan Anak-anak dan Jajasan Seri Derma.

Rp. 20.000,- diserahkan kepada Panitya Kongres di Surabaja sebagai bantuan dari K.W.I. sedangkan jang Rp. 20.000,- lainnja akan dipertanggungjawabkan oleh bendahari Sdr. Muljati kepada kongres.

Berkat kerdja sama dan saling pengertian, maka persatuan diantara anggauta-anggauta K.W.I. dapat dipelihara dengan baik. Ternjata bahwa peraturan K.W.I. sekarang tidak menjinggung Anggaran Dasar masing-masing anggauta K.W.I. Untuk soal-soal jang penting dapat segera diadakan Madjelis Permuskawaratan Kilat. Dalam waktu dua tahun setengah ini diadakan 5 kali Madjelis Permusyawaratan Kilat. Diminta perhatian kongres soal penerimaan sebagai anggauta Kongres Wanita Indonesia. Menurut pendapat Sekretariat perlu diberi ketentuan jang lebih jelas.

Djakarta, 17 Nopember 1957.
Sekretariat Kongres Wanita Indonesia:
Ketua,
Mr. MARIA ULLFAH SANTOSO.

KONGRES WANITA INDONESIA KE-IV DI SURABAJA.

Pada tanggal 28, 29 dan 30 Nopember 1957, diadakan Kongres Wanita Indonesia jang ke-IV di Surabaja.

Setelah mendengar prasaran-prasaran dan pemadangan-pemandangan, maka Kongres memutuskan:

  1. Susunan Sekretariat Baru:
    Ketua (Perseorangan) - Mr. Maria Ullfah Santoso.

55