Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/78

Halaman ini tervalidasi

Agar supaja kaum wanita djangan sampai menipu dirinja sendiri dan dengan demikian achirnja menipu anak-anak-tjutjunja sendiri, jang berarti selandjutnja menipu masjarakat Indonesia seluruh nja, maka baiklah kita melihat sifat dan keadaan Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia ini setjara djudjur dan ichlas, dengan meninggalkan segala perasaan kesentimenan.


Djika kita berani berterus-terang kepada diri kita sendiri maka selama seperempat Abad itu kami harus mengakui, bahwa kami baru dapat mentjapai tingkatan kemadjuan jang berupa:

a. orientasi,

b. experimen.


Akan tetapi meskipun baru demikian, Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia selama seperempat abad itu mempunjai sifat positif jang karakteristiek, jaitu dalam berpegang teguhnja terhadap ketinggian moraal, kesabaran dan ketabahan dari satu dan lain organisasi anggauta kesatuan.


Moraal tinggi, kesabaran dan ketabahan itulah jang mendjamin keutuhan Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia selama seperempat abad dalam memperdjoangkan tudjuannja.


Pendjagaan terhadap keutuhan persatuan itu rupa-rupanja bagi wanita lebih mudah dilaksanakan dari pada dikalangan kaum laki-laki. Sebab wanita-wanita menurut kodratnja lebih terperintah oleh kehalusan perasaannja dan didalam rumah tangganja tiap-tiap hari sudah berlatih memegang teguh suasana persatuan.


Djikalau wanita didalam rumah-tangga sampai tidak mampu mendjadi pokok dan sendi persatuan suasana, nistjaja berantakanlah rumah-tangganja.


Dilihat dari sudut tersebut, maka meskipun rieel Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia belum ada kemampuan untuk mentjiptakan atau mentjapai pekerdjaan-pekerdjaan jang konkrit, akan tetapi tradisi kesatuan jang berdasarkan moril jang tinggi dan kesabaran/ketabahan jang ulet itu, mengandung kekuatan-kekuatan tersimpan jang dapat diharapkan oleh masjarakat, guna sumbangan mengangkat deradjat Negara dan Rakjat seluruhnja.


Djustru pada waktu proces perpetjahan diseluruh Indonesia meradja-lela seperti pada waktu sekarang ini, maka keutuhan Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia jang telah berumur seperempat Abad mendjadilah stimulans jang kuat dan njata untuk keutuhan masjarakat, jang amat diperlukan untuk kesempurnaan Revolusi Nasional kita itu.


Akan tetapi untuk menempati kedudukannja sebagai stimulans keutuhan kesabaran dan ketabahan jang ulet itu, maka tidak tjukuplah, djika kita tidak mengisi kepandaian dan kemampuan kita didalam segala lapangan hidup. Moraal tinggi, kesabaran dan ketabahan sadja belum dapat mendjamin keutuhan masjarakat jang sempurna.


Dengan kepandaian dan kemampuan disegala lapangan hidup itu, dapatlah wanita mempersendjatai diri dengan sesempurna-sempurnanja untuk dapat melaksanakan suasana keutuhan Negara dan Rakjat seluruhnja.


Sebagaimana seorang Ibu dengan segala kepandaian, kemampuan dan kebidjaksanaannja dapat memegang teguh keutuhan suasana dan kekuatan

rumah-tangga, demi keselamatan dan kebahagiaan seisi rumah tangganja, demikianlah hendaknja Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia sebagai „IBU MASJARAKAT" berkewadjiban memegang teguh keutuhan suasana dan kekuatan masjarakat, demi keselamatan dan kebahagiaan Negara dan Rakjat seluruhnja.


Saudara-saudara jang terhormat,

Berat, berat benar kewadjiban Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Untuk melaksanakan kewadjiban jang seberat itulah, maka Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia berniat bulat guna menggugah, membangunkan kembali seluruh tenaga wanita jang selama ini terpendam dan tampaknja tidak mati akan tetapi pun tidak hidup ini untuk ingat kembali kepada niatnja jang semula, jaitu guna mengabdi kepada Tanah Air dan Bangsanja, seperti masih mendengung ditelinga bangsakita: Tiga sumpah Pemuda tahun 1928 itu.


Karena itulah usia Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia seperempat abad tidak mungkin kami lalukan demikian sadja.


Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia seharusnjalah mendjadi pembaharuan kebulatan tekad wanita dalam pengabdian Tanah Air dan Bangsa itu dengan menjesuaikan dirinja kepada kenjataan-kenjataan hidup dunia pada waktu ini.


Lepaskan adjaran-adjaran dan segala sesuatu jang lapuk dan tak tjotjok lagi dengan tuntutan zaman dan marilah kita bersama-sama berani menghadapi zaman baru jang akan datang dengan segala gaja-gaja pembaharuannja jang sehat.


Meskipun dasar-dasar hidup jang lain masih dapat tjotjok dengan tuntutan-tuntutan hidup dunia jang baru ini dapatlah kami teruskan dan tidak usah kami buang, tetapi kita harus sedar, bahwa kebenaran hidup tidak mengenal lama dan baru. Ingatlah, bahwa kebenaran hidup selalu menuntut dynamieknja dalam bentuk sendiri, sesuai dengan tuntutan zaman dan karena itu selalu berobah sikapnja.


Untuk itu semua Saudara-saudara, maka Kongres Wanita Indonesia dalam kongresnja di Bandung pada tanggal 25 Nopember 1952 menjusun Panitya Pusat Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia dengan programnja jang luas sekali, baik program jang berupa penggugah semangat, maupun program jang bersifat permanen atau documentair.


Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia ingin kuat, hendak kuat dan akan kuat. Ini semua dapat kita tjapai, djika mantra Bung Karno, jaitu "Nationale geest, nationale wil dan nationale daad" kita perkuat dengan „Vrouwelijkegeest, vrouwelijke wil dan vrouwelijke daad" Djiwa Wanita, Kehendak Wanita dan Perbuatan Wanita.


Karena itulah maka kita mendirikan Jajasan Hari Ibu, dan program jang permanen dari peringatan Jajasan inilah jang mendapat tugas melak sanakan keinginan dan kehendak Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, sebagai suatu pendjelmaan dari Djiwa Wanita, Kehendak Wanita dan Perbuatan Wanita tadi, agar Kesatuan Pergerakan

64