Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/95

Halaman ini tervalidasi
Malam harinja dua malam berturut-turut, dipertundjukkan sandiwara dengan tjerita „Awal dan Mira" dengan selingan-selingan jang mendapat kundjungan memuaskan. Pendapatan bersih dari pendjualan kartjis dan bunga serta barang-barang dalam rangkaian perajaan tersebut disumbangkan kepada Panitya Asrama Puteri. Seterusnja patut ditjatat, bahwa Panitya Perajaan jang dipimpin oleh Nj. J. Koestoer itu, selain penjelenggaraan-penjelenggaraan diatas djuga berhasil mengumpulkan derma berupa pakaian-pakaian lama/baru, alat-alat dapur/makanan dan lain-lainnja untuk membantu korban kekatjauan.

29. MADJALENGKA.

Meskipun setjara sederhana, Perajaan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, di Kewedanaan Madjalengka djuga tidak dibiarkan lalu demikian sadja. Panitya jang dipimpin oleh Nj. S. Kosim selaku Ketua, melaporkan antara lain: bahwa tepat pada tanggal 22 Desember 1953 meskipun ada gangguan hudjan, perajaan dapat dilangsungkan dengan atjara-atjara rapat umum sekitar Hari Ibu, pameran hasil keradjinan dan hidangan orkes.

Demikian warta dari Panitya Madjalengka.

30. SUKABUMI.

Berbeda dengan dilain tempat, dalam memperingati dan merajakan Hari Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, Sukabumi mengawali atjara peringatannja dengan mengadakan penindjauan kedaerah korban keganasan gerombolan pagi hari pada tanggal 22 Desember 1953.

Adapun rombongan penindjauan tersebut, terdiri atas Saudara-saudara Ketua Ketua Panitya Nj. T. Suleiman, Kepala Kantor Sosial, Kepala Djapen., Pamong Pradja dan lain-lain. Setibanja ditempat- tempat korban keganasan tersebut oleh Ketua Panitya diterangkan maksud kedatangannja dan uraian sekitar arti dari pada Hari Ibu.

Selesai pendjelasan-pendjelasan oleh rombongan tersebut, diberikan pakaian, beras, ikan asin dan lain-lain kepada para penderita jang menjedihkan keadaannja itu.

Dari desa-desa penderitaan diatas, sebagai rangkaian atjara peringatan pada petang harinja diadakan upatjara peringatan dan pameran mengenai pendidikan, kesehatan dan keradjinan tangan.

Demikianlah sekedar laporan penjelenggaraan peringatan Hari Ibu di Sukabumi, dimana telah dilaksanakan dengan baik dan disertai amal terhadap sesama manusia.

31. TJIANDJUR.

Kali ini kita bitjarakan Tjiandjur bukan soal berasnja jang telah kita kenal, melainkan hanja chusus tentang penjelenggaraan Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia pada tanggal 22 Desember 1953.

Dengan Pimpinan Nj . Ratmi Sutresno selaku Ketua, beserta bantuan-bantuan dari anggauta Panitya dan Masjarakat setempat, Panitya jang

didukung oleh berbagai-bagai organisasi wanita di Kota Tjiandjur itu, telah dapat mengisi perajaan Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia dengan atjara antara lain Pameran Dipendopo Kabupaten dari tanggal 20 s/d 21 Desember 1953, jang berisi pameran keradjinan tangan, kerumah-tanggaan dan lain-lainnja. Sedangkan rapat, diselenggarakan tepat pada tanggal 22 Desember 1953, dimana peringatan tidak hanja berpusat dikota Tjiandjur sadja, tetapi djuga di Ketjamatan-ketjamatan diselenggarakan perajaan disemua Sekolah Rakjat dan Sekolah Landjutan. Achirnja sebagai kuntji dari pada peringatan ini, ialah suatu resepsi jang diselenggarakan pada malam hari tanggal 22 Desember 1953, dalam suasana meriah dan memuaskan.

32. BANDUNG.

Dengan mendapat dukungan dari 42 organisasi setempat, dikota Bandung Perajaan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia diperingati dalam suasana meriah dan menundjukkan persatuan serta kerdja-sama jang baik antara organisasi-organisasi wanita setempat.

Sebagai rangkaian perajaan antara lain: Pendjualan bunga Hari Ibu jang dimulai semendjak tanggal 17 s/d 22 Desember 1953. Pemutaran film dimulai tanggal 17 s/d 20 Desember 1953 di-empat Kewedanaan di Kota Bandung. Sedangkan Pameran jang diisi antara lain dengan pertundjukan-pertundjukan, rupa-rupa perkakas rumah tangga jang dibuat dari peti-peti (kisten) jang sudah tak dipergunakan, dapat dibuat suatu perkakas jang sederhana tetapi sedap dipandang mata. Tak ketinggalan dipamerkan djuga, tentang tjara merawat orang bersalin, pekerdjaan tangan dan keradjinan, pakaian-pakaian kuna hingga sekarang, children-show dan buku-buku pendidikan untuk anak-anak.

Atjara lainnja adalah demonstrasi jang diikuti oleh kurang-lebih 1000 orang peladjar-peladjar wanita dari Sekolah-sekolah Menengah, dan pawai diikuti oleh kurang-lebih 1500 orang jang terdiri dari Murid-murid Sekolah Rakjat, Sekolah Landjutan dan Organisasi-organisasi Wanita.

Kemudian rapat umum diselenggarakan tepat pada tanggal 22 Desember 1953, dimana meskipun turun hudjan perhatian tjukup memuaskan. Tampak hadir dalam rapat ini Walikota Bandung, Gubernur Djawa Barat dan lain-lain pendjabat setempat. Perlu diterangkan, bahwa selain uraian tentang arti Hari Ibu serta peresmian Pandji Hari Ibu, dalam rapat tersebut diambil suatu resolusi jang ditudjukan kepada Pemerintah, jang mendesak agar Pemerintah dapat mengusahakan penurunan harga barang-barang dan bahan penghidup an sehari -hari, memperbanjak pembangunan perumahan rakjat jang sederhana tetapi sehat dan murah sewanja, dan mendesak agar Pemerintah mengawasi sewa rumah partikelir jang belum termasuk dalam pendaftaran.

Achirnja patut ditjatat djuga, bahwa dalam rapat ini dibagi-bagikan hadiah-hadiah kepada para pemenang sajembara radio dan karang-mengarang. Demikianlah kesan dari kota dingin, tetapi jang

81