tjaran-kelantjaran dan perhatian jang tjukup memuaskan, sangat disajangkan dengan beberapa golongan tertentu jang setjara langsung maupun tidak langsung berusaha merintangi kalau tidak boleh dikatakan untuk menggagalkan perajaan. Tetapi berkat keteguhan dan persatuan antara mereka jang menjetudjui penjelenggaraan ini, semua dapat diatasi dengan terus berlangsungnja perajaan. 38. KENDAL. Sehari sebelum peringatan, dikota Kendal telah terpantjang Spandoeken jang antara lain berbunji: 1. Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita, Negara mendjadi merdeka, makmur dan sentausa, 2. Madjulah, ikutilah wanita Indonesia dalam membangun negara. 3. Dalam hatiku terkenang selalu djasa ibu. Disamping spandoeken, tepat pada tanggal 22 Desember 1953 pagi, bertempat di Ketjamatan Kendal telah dibagikan bingkisan kepada 20 orang djanda tua dan miskin jang berisi badju dan kue-kue. Sedangkan baby-show diadakan bersamaan pagi itu djuga di Balai Kesehatan Ibu dan Anak-anak Kendal. Atjara sore hari diisi dengan pemberian hiburan kepada Ibu-ibu jang sedang dirawat dirumah sakit. Djuga pameran keradjinan tangan oleh Organisasi wanita merupakan kelengkapan isi perajaan. Kemudian sebagai klimaks dari pada rangkaian atjara pada malam hari untuk undangan diselenggarakan resepsi jang mendapat perhatian tjukup. Resepsi dibuka oleh Ketuanja Nj. Soenarti, seterusnja uraian-uraian sekitar arti Hari Ibu serta sambutan-sambutan. Oleh Nj. Sahid Ketua Perwari Tjabang Kendal dalam sambutannja mendjelaskan apa sebabnja, maka organisasi-organisasi wanita tidak menjetudjui adanja PP.19 itu. Hiburan dan pembagian hadiah-hadiah pemenang sajembara, sekaligus merupakan rentetan atjara resepsi penutup perajaan Seperempat Abad Kesatuan Pergerak an Wanita Indonesia di Kendal. Patut diterangkan pula bahwa bagi umum diputarkan film Djapen dialoon-aloon. Demikian warta dari Kendal. 39. SEMARANG. Semendjak tanggal 6 hingga 22 Desember 1953, adalah merupakan untaian hari perajaan memperingati genap Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia jang diselenggarakan oleh Panitya Perajaan di Kota Semarang. Nj. S. Soeparmin selaku Ketua Panitya dengan dibantu oleh semua anggauta Panitya lainnja dan masjarakat setempat, telah berhasil mengisi perajaan dengan atjara-atjara: perlombaan olah raga, penindjauan serentak kursus P.B.H. jang ikut perlombaan menjelenggaraan kursus P.B.H. wanita, Exposisi kepandaian wanita, malam hiburan, arak-arakan/pawai, rapat umum, pendjualan bunga Hari Ibu, pendjualan buku kenang-kenangan, menarik lijst derma, mengadakan sembahjang guna keselamatan ibu, membantu usaha wanita Semarang dalam mengadakan „Perumahan untuk wanita Tua”, dan mengadakan Taman batjaan untuk wanita.
|
Meskipun masih terdapat kekuarangan disana-sini, tetapi perajaan dapat terlaksana dalam suasana persatuan dan menggembirakan. 40. DEMAK. „Lebih baik hantjur lebur, dari pada mendjalankan apa jang mendjadi larangan Tuhan dan Agama”" demikian antara lain sembojan sebagai penutup pidato Nj. Soeprapto Ketua Umum Panitya Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia di Demak sewaktu dilangsungkan perajaan tersebut. Perajaan jang diselenggarakan berturut-turut mulai tanggal 20 s/d 22 Desember 1953 itu, selain Resepsi dan rapat umum, diawali dengan perlombaan-perlombaan olahraga dan diachiri dengan pawai keliling kota. Pameran dan Sandiwara tak djuga dilupakan sebagai hiasan periah perajaan, dimana hasil pendjualan kartjis sandiwara bersih dibagi: 30% untuk bentjana alam, 30% untuk Gedung Wanita Jogja dan 40% untuk biaja peringatan Seperempat Abad Pergerakan Wanita Indonesia Demak. Achirnja patut ditambahkan disini, bahwa bertepatan dengan hari peringatan seperempat Abad Pergerakan Wanita Indonesia di Demak, dikeluarkan suatu Resolusi jang berisikan: 1. mengandjurkan kepada Pemerintah untuk dengan setjara bebas mendjual produksi dalam negeri kepada negara manapun djuga, jang berarti djuga tambah nja diviezen negara. 2. mendesak kepada jang berwadjib untuk lebih menggiatkan pengawasan harga. 3. mendesak kepada Pemerintah untuk bertindak kearah penurunan harga barang keperluan hidup sehari-hari. Demikianlah, berkat adanja persatuan dan kerdjasama jang baik dari semua lapisan, maka perajaan berdjalan dengan teratur dan memuaskan. 41. KUDUS. Guna memperkuat dan menambah bekal terwudjudnja suatu „Jajasan Wanita Kudus", Panitya Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia di Kudus telah berhasil memberikan sumbangannja sebesar Rp.1080,- (seribu delapan puluh rupiah). Sebagaimana dilaporkan, bahwa pada hari peringatan diatas, oleh Panitya Setempat telah diselenggarakan suatu upatjara/resepsi tepat pada tanggal 22 Desember 1953. Resepsi mana dimeriah kan oleh Orkes S.B.G. dan tari-tarian serta njanjian anak-anak jang mendapat sambutan meriah. Pameran dan pendjualan hasil-hasil pekerdjaan tangan dan kuwe-kuwe tjukup pula memberikan hasil jang tjukup baik. Demikianlah antara lain laporan penjelenggaraan peringatan di Kudus dimana berkat adanja saling mengerti dan bantuan dari segala fihak, maka Nj. A. Rachman selaku Ketua Panitya dan semua anggauta stafnja, dapat menunaikan tugas sebagaimana mestinja. 42. DJEPARA. Dengan pimpinan Nj. P. Abdul Malik selaku Ketua Panitya, maka upatjara peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indo-83 |
Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/97
Halaman ini tervalidasi