tian tjukup meriah, pembukaan dilakukan oleh Nj. G.R.A. Judonegoro selaku Ketua Panitya. Perlu djuga diterangkan bahwa dalam rapat tersebut telah dikeluarkan suatu Resolusi jang maksudnja meminta kepada Pemerintah agar segera diadakan pengendalian harga, terutama bahan-bahan makanan, dan djuga diharapkan adanja pembagian bahan makanan kepada rakjat dengan harga jang murah. Selain rapat djuga diselenggarakan pameran. Petang harinja diadakan pidato radio, dan diselenggarakan pula Malam Gembira jang mendapat perhatian meriah. 47. SRAGEN. Dari daerah pantai utara Djawa-Tengah, kita melandjutkan penindjauan sedjenak kedaerah Surakarta. Di Sragen peringatan seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia seperti halnja dengan daerah-daerah lainnja diisi dengan perlombaan karang-mengarang, menjulam, menjongket, memasak dan lain-lain . Pawai, rapat umum dan resepsi djuga merupakan rangkaian peringatan. Demikian djuga pemberian hiburan-hiburan kerumah sakit dan kepada isteri/ibu para pahlawan jang telah gugur tak dilupakan. Penting ditjatat, bahwa dalam resepsi diberikan pula medali kepada tiga orang wanita jang berdjasa kepada organisasi wanita, ialah Nj. Wirjosumitro pendiri Aisijah tahun 1928. Nj. Atmosudarmo pendiri Rukun Wanita mulai tahun 1937 dan Nj. Prawirosastro jang berdjasa terhadap P.P.I. mulai tahun 1945. Sedangkan kepada 12 Organisasi wanita jang ada di Sragen diberikan tanda kenang-kenangan berupa palu untuk memimpin rapat. Sedangkan kepada ibu jang melahirkan tepat tanggal 22 Desember 1953, jang sengadjanja disediakan 5 buah hadiah, hanja terkabul sebuah sadja. Demikianlah antara lain laporan Panitya di Sragen dimana Sri Wurjan selaku Ketua, denganbantuan semua anggota Panitya dan masjarakat telah menunaikan tugasnja sebagaimana mestinja. 48. BODJONEGORO. Pertama-tama kita mulai daerah Bodjonegoro, disini Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia diperingati dengan rapat umum dan resepsi jang mendapat perhatian tjukup meriah dari berbagai fihak dan golongan. Pemutaran film „Si Pintjang” pameran serta pertundjukkan kesenian, adalah merupakan rangkaian isi perajaan peringatan tersebut. Tentang usaha jang permanen sesuai dengan andjuran Pusat Panitya, berhubung telah adanja Jajasan Kartini, maka fihak Panitya berpendapat akan lebih memperkuat jang telah ada, dari pada membuat baru jang dewasa ini masih kekurangan tenaga penggeraknja. Selandjutnja disebutkan pula dalam laporan tersebut, bahwa Panitya jang dipimpin Nj. Soedjoko selaku Ketua beserta anggautanja itu, telah dibubarkan sekali pada 8 Pebruari 1954. 49. KARANGMODJO. Dengan setjara sederhana dan singkat, oleh Panitia Peringatan Seperempat Abad Kesatuan
|
Pergerakan Wanita Indonesia di Karangmodjo jang dipimpin oleh Nj. Prawirowinoto disampaikan laporan bahwa ditempat itu djuga dilangsungkan suatu pertemuan peringatan hari jang bersedjarah tersebut, dengan mendapat perhatian jang tjukup memuaskannja. 50. SURABAJA. Sebagaimana tertjantum dalam programnja, Panitia Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia jang dipimpin oleh Nj. Mus tadjab selaku Ketua itu, mengisi dengan atjara-atjara: Resepsi dan Pameran pada tanggal 21 Desember malam hari. Pembukaan Balai Ibu, perletakan batu pertama gedung „Jajasan Kartini ”, pemberian pakaian pada wanita-wanita jang miskin, rapat umum dan malam peringatan, merupakan rentetan atjara pada tanggal 22 Desember 1953. Selain atjara-atjara tersebut usaha guna meriahkan Hari Ibu, pula diselenggarakan, pendjualan lotere barang, perlombaan karang-mengarang, mengeluarkan buku peringatan, memberi hadiah kepada wanita warganegara jang terbanjak puteranja dan wanita jang paling tua usianja. Tentang Balai Ibu, adalah suatu usaha permanen, jang dimaksudkan sebagai suatu usaha untuk membantu pemerintah dalam meringankan usaha-usaha pemberantasan pengangguran dikalangan wanita. Hingga saat itu telah dididik sebanjak 30 orang wanita dan dalam penjelenggaraan serta pendirian Balai ini, Panitia mendapatkan bantuan moreel maupun materieel dari Inspeksi Penem patan Tenaga Djawa Timur. Selandjutnja mengenai Jajasan Kartini, sebenarnja bukan usaha dari Panitia Seperempat Abad, tetapi telah berdiri semendjak tahun 1953. Hanja untuk meriahkan perajaan Hari Ibu, maka batu pertamanja diletakkan tepat pada hari bersedjarah itu. Demikian sekedar penjelenggaraan perajaan dikota Surabaja. 51. BANGKALAN. Bangkalan adalah tempat pertama jang kita indjak. Disini Panitia Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia telah dibentuk semendjak tanggal 15 Nopember 1953, dengan memilih Nj. Abd. Latief selaku Ketuanja. Perajaan dimulai pada tanggal 20 Desember 1953 dengan perlombaan-perlombaan keradjinan tangan dan lain-lain, keesokan harinja diisi dengan pendjualan bunga Ibu, dan tepat tanggal 22 Desember 1953 diselenggarakan rapat umum, dimana selain uraian sedjarah ringkas dan sambutan-sambutan, disisipkan atjara penanaman pohon Melati di Kebun Radja dan pemberian idjazah kepada kursus K.P.U. wanita. Achirnja perajaan dikuntji dengan resepsi pada malam harinja, dimana Pandji Hari Ibu diresmikan. 52.PAMEKASAN Di Pamekasan genap Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, djuga mendapat perhatian dan sambutan baik oleh kaum wanitanja. Selain upatjara dan lain-lainnja seperti halnja daerah lain, djuga oleh Panitia setempat diseleng- |
85