Halaman:Garuda Perdamaian (Garuda Indonesia, 1957).pdf/111

Halaman ini tervalidasi

nomi. Dengan timbulnja revolusi industri di Inggris, maka mulai muntjullah industri-industri besar dinegara Eropa lainnja. Industri-industri besar itu tentu membutuhkan bahan mentah dan pasar untuk barang-barang hasil produksi. Timbullah persaingan jang hebat antara negara-negara Eropa dan mereka mulai berlomba-lomba mentjari tanah djadjahan untuk didjadikan tempat bahan mentah dan pasar dari barang-barang industrinja. Asia-Afrika dengan sendirinja jang paling menderita akibat politik itu, karena tanah djadjahan dikedua benua itu sekarang didjadikan objek, disatu pihak didjadikan tempat bahan-bahan mentah dipihak lain didjadikan pasar untuk barang-barang jang dihasilkan oleh negara-negara jang memiliki industri besar. Dengan demikian, maka kaum pengusaha dinegara-negara pendjadjah mendjadi kaja-raja, rakjat tanah djadjahan mendjadi miskin sedangkan perusahaan-perusahaan milik penduduk didaerah djadjahan mengalami kehantjuran akibat dibandjiri oleh barang-barang pabrik.

Keuntungan jang besar dari para pengusaha dinegeri-negeri pendjadjah mengakibatkan terkumpulnja modal-modal besar. Mulailah mereka mentjari penanaman modal dengan mendirikan perusahaan-perusahaan dinegara-negara koloninja, karena dinegara-negara itu dapat diperoleh tenaga buruh jang murah pula. Hal itu karena keadaan di tanah djadjahan rakjatnja melarat dan tidak mampu lagi untuk mendjadi pengusaha. Proses kemelaratan itu tetap langsung berdjalan, karena keuntungan-keuntungan para pengusaha asing itu berlipat djika dibandingkan dengan upah buruh dan faktor-faktor produksi lainnja jang harus dibajarkan kepada penduduk negeri.

Demikianlah gambaran dari imperialisme modern jang berkembang di Asia-Afrika. Indonesiapun mengalami kepahitan dari praktek bangsa Belanda jang berdjalan bertahun-tahun lamanja. Kesengsaraan jang ditimbulkan oleh praktek kaum imperialis dan kolonialis itu ditanah-tanah djadjahan achirnja menimbulkan reaksi ditanah-tanah djadjahan jakni timbulnja arus nasionalisme. Tanah-tanah djadjahan memberontak untuk membebaskan diri dari negara-negara pendjadjah, karena dengan adanja pendjadjahan itu berarti kemelaratan dan kesengsaraan. Mereka ingin menentukan nasibnja sendiri dan ingin sederadjat dengan bangsa-bangsa lainnja didunia, Muntjullah negara-negara Na-

107