Halaman:Garuda Perdamaian (Garuda Indonesia, 1957).pdf/122

Halaman ini tervalidasi

diwakili oleh Iraq, sedangkan pendirian kedua dipelopori oleh Mesir jang kemudian mendapat sokongan dari Arab saudi, Syria dan Jordania.

Setelah melihat kelemahan Liga Arab, maka lnggris mentjari djalan lain. Atas dorongan Inggris, maka terbentuklah pakt keamanan bersama Turki-Iraq di Bagdad pada tanggal 24 Februari 1955 jang selandjutnja terkenal sebagai Pakt Bagdad. Sifat perdjandjian itu terbuka, artinja negara-negara lain dapat ikut serta dengan djalan memasuki perdjandjian itu. Kemudian Inggris dan Pakistan masuk da]am perdjandjian itu, sedang Amerika Serikat hanja sebagai anggauta tidak resmi, dan akan ikut dalam panitya-panitya militer pakt itu. Ikutnja Amerika Serikat setjara langsung dalam Pakt Bagdad tidak begitu penting karena sudah ada perdjandjian militer dengan Turki dan Pakistan.

Pada hari belakangan Iran menjatakan masuk dalam Pakt, sehingga dengan demikian Blok Barat berhasil mengepung Soviet Rusia disebelah Selatan perbatasan. Sebaliknja Soviet Rusia menganggap masuknja Iran dalam Pakt Bagdad sebagai pelanggaran perdjandjian Soviet dan Iran, dan segera mengirimkan nota antjaman kepada negara tersebut.

Usaha Inggris untuk menarik Jordan kedalam Pakt Bagdad boleh dikata gagal, karena sikap Jordan tjondong kepihak Mesir. Hal itu terbukti dengan pemetjatan Djenderal Glupp Pasha sebagai panglima Legiun Jordania jang diikuti dengan pemetjatan opsir-opsir Inggris lainnja dan permintaan pembatalan perdjandjian persekutuan Inggris-Jordan tahun 1948. Sebagai ganti subsidi Inggris £ 12.000.000 berdasarkan perdjandjian tahun 1948, Arab-Saudi, Mesir dan Syria bersedia memberi bantuan sebesar £ 12.500.000 selama 10 tahun.

Demikianlah perbedaan pandangan politik negara-negara Arab dengan adanja pertentangan dua blok jang sangat besar pengaruhnja dalam kehidupan politik di Timur Tengah. Untuk menghadapi Israel sikap negara-negara Arab satu, tetapi dalam rangka pertahanan kedua blok, mereka menundjukkan sikapnja jang berlainan. Dengan adanja perbedaan sikap jang achir itulah, maka nasionalisme Arab tidak dapat berkembang dengan wadjar. Tidak berkembang dengan wadjar

118