Halaman:Garuda Perdamaian (Garuda Indonesia, 1957).pdf/136

Halaman ini tervalidasi

Dua hari sebelum pelantikan di Istana Negara itu, oleh Kepala Staf Angkatan Darat pasukan ini telah di-inspekteer dan djuga K.S.A.D. menjampaikan pesan sebagai berikut:

...........Tugas kamu ini adalah tugas negara terhadap negara sahabat jang kita hormati dan tugas internasional T.N.I. jang pertama kali jang penuh udjian dan peladjaran. Karena itu laksanakanlah tugas ini dengan sebaik duta negara dalam arti jang sesungguh-sungguhnja".

Kedua amanat diatas telah memberikan pengertian-pengertian dan harapan dari kita semua kepada ,,duta-duta" kita itu untuk senantiasa dapatnja membawa nama baik jang telah dimiliki oleh T.N.I.,. dalam sedjarahnja.

Insjaf dan sadar akan tugas murni jang akan didjalankan inilah barangkali jang telah menimbulkan semangat ingin dapat menunaikannja dengan sebaik-baiknja. Semua ini memang tidaklah diutjapkan dengan kata-kata tetapi sorotan mata jang dipantjarkan ketika mereka akan meninggalkan lapangan terbang Kemajoran telah memberikan gambaran jang djelas bahwa mereka sedikitpun tiada gelisah dan gentar untuk menunaikap tuga jang dipikulkan kepada mereka.

Saja teringat bagaimana seorang wartawan lbu kota waktu menginterview salah seorang perwira Garuda I ini: ,,apakah saudara tidak gentar untuk menunaikan tugas saudara itu dan apakah saudara meminta sendiri untuk ditugaskan ke Mesir ini"?

Perwira tadi tersenjum ketjil dan mendjawab: ,,kalau saja katakan saja tidak gentar djanganlah pula saudara wartawan menganggap bahwa saja berpendapat ke Mesir itu sebagai suatu tourisme, tetapi saja sebagai militer, tugas keluar negeri atau kedalam negeri itu sama sadja soalnja, kalau diperintahkan .................. djalan dan tidak ada tawar-menawar".

Saja sendiri jang menemani pertjakapan mereka itu merasa bangga terhadap rekan saja jang tegas sekali dalam utjapannja itu.

Saudara wartawan melihat dengan kerlingan mata kepada saja dan saja pun mengerti maksudnja lalu menjela: ,,apa jang diutjapkannja itu memang keluar dari hati nuraninja dan saudara tak usah sangsi akan kata-kata itu".

Ia tersenjum gembira dan berlalu dari sana menjusul ketempat-tempat lain mungkin akan mentjari bahan-bahan lain.

Tepat djam 06.00 pesawat Globemaster jang pertama meninggalkan landasan dibawah tepuk tangan jang riuh. Sementara itu pasukan-pasukan lainnja sudah datang lagi memasuki lapangan terbang.

Dari alat pengeras suara terdengar announcer dari Penad: ,,Saudara-saudara jang memasuki lapangan ini adalah pasukan dari Brawidjaja dan mereka akan segera masuk kepesawat udara jang ketiga".

Spontaan terdengar teriakan jang riuh dari jang hadir: ................... hidup Brawidjaja dan selamat bertugas. Tepuk tangan tak henti-hentinja seakan-akan hendak mengimbangi deru pesawat-pesawat Globemaster jang telah mulai memutar baling-balingnja.

132