Halaman:Garuda Perdamaian (Garuda Indonesia, 1957).pdf/150

Halaman ini tervalidasi

Jang memusingkan kepala mereka, dan seluruh pasukan umumnja ialah, bahwa disekitar daerah bertugasnja ini banjak sekali perujuri. Hal ini memang dapat dimengerti, sebab rakjat disitu sangat miskin. Rakjat djelata Mesir, kaum badui dan pengungsi-pengungsi dari Palestina. Hampir tiap malam ada pentjuri tertangkap. Dan malam pertama saja berada di Rafah ini, seorang pentjuri ditangkap didalam salah satu gudang pasukan k ita, Ketika didengar keterangannja antara lain dia berkata: ,,Last night I was walking with God" (Tadi malam saja berdjalan bersama-sama Tuhan).

Reaksi jang mereka peroleh sangat balk. Hampir setiap malam mereka dapat menonton tari-perut jang penarinja didatangkan dari Cairo untuk menghibur pasukan-pasukan PBB umumnja.

Begitupun terpentjil mereka segala keramaian menjebabkan tari perut itu seperti nampak pada gambar dibawah ini tak pernah membosankan mereka.

Tiap-tiap 3 bulan bertugas, mendapat kesempatan vakansi selama 2 minggu ke Beyruth, pusat kola pelesir Timur Tengan, dan kalau telah 5 bulan bertugas boleh 14 hari ke Eropah Barat. Mengenai Eropah, UNEF hanja menanggung transport pergi pulang Cairo-Napoli (Italia).

Dan menurut rentjana kemarin dengan dipimpin oleh Majoor Sudiono, 30 anggauta pasukan kita berangkat ke Mekkah untuk naik hadji.

Tetapi sekalipun demikian, masih djuga ada soal jang menimbulkan persungutan. jaitu selama 5 bulan bertugas di Mesir bersama-sama pasukan-pasukan dari 9 Negara lainnja, mereka belum pernah bisa mengadakan suatu pertemuan minum teh kepada pasukan-pasukan lainnja, sedang mereka itu selalu mendapat undangan dari ke-9 pasukan itu bukan sadja sekali melainkan berkali-kali. Sebabnja ialah: tidak ada fondsnja untuk itu sebab tidak diberi oleh Djakarta.

Dan mereka djuga mendongkoI terhadap tjara-tjara Drakarra suka membodohi dirinja sendiri dengan show-shownia iane tidak-tidak. Umparnanja sendjata dan kendaraan bisa didapat setjara gratis. Djakarta menolak dan menundjukkan kesanggupannja untuk membeli. Tawaran-tawaran bantuan jang bisa menguntungkan pasukan-pasukan kita, djuga kena tolak dengan djawaban-djawaban gagah-gagahan: kami sanggup memenuhinja atau mentjapainja sendiri. Katanja ................ untuk mempertahankan prestige!

Saia menjudahi tulisan ini dengan menjampaikan salam pasukan-pasukan kita itu kepada segenap pembatja sekalian.

(PEDOMAN RAKJAT)

29-6-1957.


146