Halaman:Garuda Perdamaian (Garuda Indonesia, 1957).pdf/152

Halaman ini tervalidasi

hembus dengan kekuatan 30-40 mil/sedjam. Segera Komandan Kompi beserta wakilnja dan sopir, berkendaraan Landrover rnenudju El Thariet. Sementara itu perintah-perintah Jain telah ditinggalkan, seperti pemberitahuan ke El Tharief dengan radio tentang kehendak Komandan, bagaimana bantuan angkutannja, mengatur makannja dan lain-lain. Demikian setibanja di El Tharief, Komandan Peleton setempat didjelaskan tentang perintah Batalion dan rentjana pelaksanaannja.

Beberapa kesukaran, seperti apakah benar-benar Israel telah mengundurkan diri, dimana letaknja jang dinamakan Ras El Naqb selaku kedudukan baru, bagaimana nilai djalan jang dilaluinja dan betapa bentuk medannja nanti. Pertanjaan-pertanjaan jang dipeta telah tjukup djelas, tetapi dimedan sebenarnja tak sedjelas dan sebenar bajangan kita. Tentang ini kami telah banjak makan garam. Suatu tjontoh, apa jang digambar dipeta sebagai suatu djalan, dalam kenjataannja sama sadja bentuknja dengan medan berpuluh-puluh km. disampingnja. Tetapi T.N.I. telah mengalami kesukaran-kesukaran jang djauh lebih besar dari pada soal-soal jang demikian sadja, dus djalanlah.

Km. di Landrover kita perhatikan dan dengan kendaraan jang berisi 4 orang ini ditambah dengan Komandan Peleton El Tharief, ladjulah. Peta, kompas, teropong dan memperhatikan bekas-bekas djalan-djalan kendaraan, jang kadang-kadang begitu simpang siur, kadang-kadang hampir tak njata lagi. Beberapa lapangan randjau, lalu .................. sekonjong-konjong ditjakerawala kita lihat sebuah jeep lari dengan kentjangnja diselubungi debu. Agak djauh dibelakangnja, satu power, dan kepul debunja merupakan perisai baginja. Kita heran, mengapa dapat demikian tjepatnja kendaraan-kendaraan tersebut ladjunja. Adakah kemungkinan djalan besar disana? Dan tentulah mereka itu kendaraan Israel.

15 menit kemudian kita sampai didataran alam, jang benar-benar datar dan rata seperti dibuat oleh tangan manusia sadja. Dataran ini dengan sekonjong-konjong sadja dibatasi oleh pegunungan-pegunungan batu jang belum pernah kita djumpai dibagian Sinai jang lain. Pegunungan-pegunungan itu berwarna ungu, dan terdiri dari batu-batu tadjam mengkilap. Kemudian dataran landjutan jang kita lalui ini terbuat dari beton putih, dan begitu rata serta luas. Tak aral lagi, ini adalah lapangan udara jang maha besar, tanpa perumahan satupun. Kita tengok dipeta, memang ada tanda bulatan merah, tanpa keterangan. Tentu pula kendaraan-kendaraan Israel jang kita lihat ladju dengan tjepatnja tadi berada disini. Kitapun tanpa perhitungan lebih landjut, menekan pedal gas, mengikuti djedjak jang samar-samar tampak. Setelah melalui djalan jang begitu konjol, sekali-sekali baik djuga untuk lari kentjang dengan ketjepatan 100 km/sedjam.

Spedometer di Landrover kita telah menundjukkan suatu penambahan angka 25. Berarti kita sudah dekat perbatasan. Dibentangkan peta dan kompas, tak ada tanda-tanda medan jang dapat dipakai patokan. Kita tjoba salah satu dari begitu banjak bekas roda mobil dengan arah jang kira-kira sesuai dengan

148