Halaman:Gerakan wanita di dunia.pdf/12

Halaman ini tervalidasi
2. ZAMAN PURBAKALA

Setiap penduduk sedjati kota Amsterdam akan dapat mentjeriterakan, bahwa dunia dalam abad ketudjuh-belas diperintah oleh seorang wanita (dan wanita mi wanita Amsterdam). Demikianlah keadaannja: Pada waktu itu jang memerintah Dunia ialah Republik Serikat Belanda Nan Tudjuh. Dalam Republik ini propinsi Hollandlah jang paling berkuasa. Dipropinsi Holland kota Amsterdam jang mendjadi putjuk pimpinan. Amsterdam diperintah oleh beberapa Wali-kota (seorang wali kota belum tjukup untuk kota jang besar itu); Wali-kota patut menurut segala perintah isterinja dan Njonja Wali-kota takluk pada segala kehendak budjang perempuannja. Dengan perkataan lain: budjang-perempuan isteri Wali-kota Amsterdamlah jang memerintah dunia!

Pembatja tak usah pertjaja akan lelutjon ini, tetapi ada djuga kebenarannja, bahwa kaum wanita dalam abad ketudjuh-belas memegang rol jang penting dalam masjarakat, terutama sekali di benua Eropah Barat.

Ini bukanlah berarti bahwa mereka mendjabat pangkat Wali-kota atau Menteri (hanja sebagai Ratu memang mereka sudah ada dari dahulu), tetapi dalam "atjara menghasilkan" atau dengan perkataan baru dalam "proses produksi" mereka memang memegang tugas jang penting. Pada waktu itu dimana-mana diseluruh dunia terdapat "perusahaan-rumah tangga." Bagi orang tani keadaan ini sudah lazim dimengerti: Pak tani dengan keluarganja menanam segala jang mereka butuhkan dan isterinja mengerdjakannja langsung sehingga segala hasil dapat dipergunakan. Gandum dan beras dimasak sampai mendjadi makanan; rami dan serabut lainnja dipintal dan ditenun sampai mendjadi bahan pakaian. Tetapi demikian djuga keadaan golongan-golongan lain. Walaupun

10