Halaman:Gerakan wanita di dunia.pdf/26

Halaman ini tervalidasi

tjapai hak-pilih". Lucretia Mott menganggap resolusi itu sebagai keberanian jang mungkin membahajakan. „Betty", katanja, „kalau kamu teruskan resolusi itu, tentu segala pembitjaraan nanti akan gagal. Hendaklah kamu berhati-hati." Akan tetapi Elizabeth berkeras kepala dan meneruskan resolusi itu.

Pada tanggal 19 Juli tahun 1848 James Mott membuka rapat itu, jang dikundjungi oleh banjak wanita dan laki-laki. Tuan Mottlah jang harus memimpin rapat itu, sebab sedangkan Njonja Stanton sendiri mengakui, bahwa tak mungkin sebuah rapat bertjampur itu dapat dipimpin oleh seorang perempuan! (Tepat satu abad kemudian Njonja Roosevelt akan berturut-turut memimpin rapat U.N. jang sukar-sukar, dalam rapat mana hebat dibitjarakan rentjana tentang hak-hak manusia). Sesudah rapat dibuka Njonja Stanton memberi suatu pendjelasan atas „pernjataan perasaan" dan „keterangan azas", jang berisi 18 buah tjelaan dalam undang-undang terhadap kaum wanita, jang menanda-tangani proklamasi kemerdekaan. Kebanjakan fasal diterima oleh rapat; hanja resolusi jang kesembilan itu menimbulkan perdebatan jang hebat. Kesudahannja resolusi itu diterima djuga dengan kelebihan suara sedikit sadja. Resolusi inilah jang telah mendjadi satu tjap bagi pergerakan wanita di Amerika, begitupun ditanah Inggeris. Barang siapa menjebut „pergerakan wanita", ia akan menjebut „perdjuangan untuk mentjapai hak-pilih" dan kerap kali orang lupa, bahwa masih banjak lagi soal-soal jang mengenai nasib kaum wanita.

Semendjak itu pergerakan kaum wanita di Amerika dan di Inggeris terbatas hanja sampai pada perdjuangan untuk merebut hak-pilih. Kaum wanita menjangka, bahwa hak-pilih ini satu obat jang akan menjembuhkan segala penjakit masjarakat. Pergerakan menuntut hak-pilih

24