Halaman:Gerakan wanita di dunia.pdf/84

Halaman ini tervalidasi

dibuat dipaberik-peberik tersebut. Berturut-turut dibelinja surat kabar, jang tentu sadja hanja boleh memuat perkabaran jang disukainja. Kerap kali dikabarkan, bahwa ia akan dipetjat akan tetapi Njonja Peron masih tetap ikut memerintah.

Di Afrika banjak djuga kaum wanita jang ikut memerintah, tetapi suku bangsa jang ada disana taklah sepenting Argentinia. Dalam beberapa suku bangsa Negro Afrika kaum wanita mempunjai kedudukan jang terutama. Kira-kira lima puluh tahun jang lalu orang bertanja pada seorang perempuan tua, nenek dari Kepala-suku bangsa di Afrika-Tengah, apakah tidak seharusnja tjutjunja Foli beladjar menulis dan membatja. Orang tua ini menjahut: "Nenek-mojang kami jang telah dari dahulu mendiami tanah ini tidak mengenal buku, tetapi mereka tahu bagaimana mereka harus memerintah bangsanja; dan engkau, Foli, sekalipun engkau tidak membatja buku, engkau tetap seorang anak radja. Bila Dewa-dewa Jang Berkuasa kelak menghendaki kamu mendjadi radja, maka engkau akan menduduki tachta keradjaan dan memerintah negara. Apakah ini menggembirakan Sang Dewa, tak seorangpun mengetahuinja. Sebab itu saja tak dapat menjetudjui kalau engkau menambah pengetahuanmu dari buku. Kalau seorang mendjadi radja barulah ia boleh memakai sepatu dan berpajung. Kalau engkau sekarang bersekolah dan beladjar membatja buku, tentu engkau akan meniru adat-kebiasaan bangsa putih. Engkau akan memakai sepatu pula dan memegang pajung. Dengan demikian engkau akan indjak-indjak hukum-adat bangsa kita. Sebab itu djanganlah engkau pergi sekolah!". Dan Foli tidak pergi bersekolah. Antara bangsa Negro biasapun lelaki dan perempuan membagi-bagi pekerdjaan dengan adil. Sang suami biasanja mengerdjakan perkerdjaan jang berat dan isterinja mendjaga rumah

66