tingkan bantuan dengan perbuatan. Pendorongan untuk menolong orang-orang itu timbul dari keteguhan iman masing-masing, jang kerap kali mereka buktikan. Elizabeth anak seorang kaja dan waktu muda, ia telah mengetjap segala kesenangan hidup jang dapat diketjap manusia. Tetapi ketika berumur 17 tahun (ia lahir pada tahun 1789) ia mendengar firman Tuhan, supaja membuat djasa dalam kehidupannja. Semendjak itu ia bermaksud menolong segala orang jang dalam kesusahan. Keinginan itu tetap ada padanja, djuga sesudah ia bersuami dan selalu repot meladeni keluarganja. (Njonja Fry mempunjai dua-belas anak dan tuan Fry sebagai seorang pedagang jang ternama, banjak menerima tamu jang harus pula diladeni oleh Njonja Fry). Njonja Fry mengundjungi orang-orang miskin, mendirikan sekolah-sekolah bagi mereka, memimpin djemaah geredja tapi masih belum puas ia; ia merasa belum tjukup berbuat kebadjikan. Ia mendengar nasib wanita-wanita jang dipendjara itu dan bermaksud menolong mereka. Segala jang didapatnja dipendjara wanita itu sudah kita batja. Baru sadja ia memasuki rumah pendjara itu, maka perempuan-perempuan jang sudah liar dan garang itu terus menjerang dia. Kalau ia pada sa'at itu menundjukkan takut atau mengeluarkan perkataan jang agak kasar sadja sedikit, tentu ia seolah-olah dikojak-kojak oleh perempuan-perempuan jang bertabi'at buas itu. Tiba-tiba dilihatnja beberapa wanita menanggalkan pakaian dari seorang majat anak ketjil dan mengenakan pakaian itu pada seorang anak berumur kira-kira lima tahun. Elizabeth mendekati anak itu, memeluk dan mendukungja seraja berkata: "Sahabatku semuanja, diantara kamu banjak jang mendjadi ibu. Saja amat chawatir tentang nasib anak-anak. Tidak dapatkah kita berbakti terhadap anak-anak jang tak bersalah ini? Inginkah kamu, supaja mereka semua
75