Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 1.pdf/36

Halaman ini tervalidasi

»Pergilah, anakkoe! pergilah," kata Dantes toewa: »dan biarlah Allah koerniai kaoe dengan istrimoe, seperti Ia soedah koerniai akoe dengan kaoe."

»Istrinja?" kata Caderousse: »kaoe melombaï terlaloe djaoeh, papa Dantes! sabagimana jang akoe taoe, Mercedes belonlah djadi istri anakmoe."

»Benar sekali!" kata Edmond; »tapi toeroet rasakoe, tiada nanti berselang lama lagi aken ia djadi istrikoe "

— »Boleh djadi, tapi sekarang toch belon; maka baiklah djoega kaoe boeroe-boeroe, sobatkoe!"

— »Mengapa?"

»Sebab Mercedes berparas eilok, dàn nona-nona jang eilok tiada koerang jang tjintai, lebih poela si Mercedes: poeloehan lelaki ada merasa soeka padanja."

»Bagitoe?" kata Edmond dengan tersenjoem, tapi dengan merasa djoega koerang senang sedikit!

— »Memang! dan ia boleh dapat satoe laki jang mampoe di antara itoe orang baujak jang birahi padanja; tapi, kaoe tantoe merasa djoega, oleh kerna sekarang kaoe djadi kapitein, tiadalah kaoe nanti tertoelak."

»Apa kaoe hendak bilang, jang saände akoe ini tiada djadi kapitein, ..."

»Hm, hm! sahoet Caderousse.

»Ach." kata poela Edmond Dantes: »akoe rasa adanja orang-orang prampoewan ada lebih baik daripada jang kaoe sangka, lebih poela itoe Mercedes: