Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 1.pdf/48

Halaman ini tervalidasi

sekali akoe nanti kataken, jang ia tida bersatia kapadakoe, hanja akoe nanti bilang, jang ia soedah mati dengan hati jang tetap tjintaî akoe."

Fernand bergerak, salakoe orang jang djadi goesar

»Akoe mengarti aken niatmoe, Fernand!" kata poela Mercedes: »kaoe ada niatan aken membinasaken dia, dari sebab akoe tida tjinta kapadamoe kaoe nanti adoe pisomoe jang besar, dengan goloknja orang itoe. Tapi, apatah goenanja itoe? Kaloe kaoe kalah, kaoe tiada nanti djadi sobatkoe lagi, dan kaloe kaoe menang, kaoe nanti dapat lihat, jang persobatankoe kapadamoe berobah djadi kabentjian. Pertjajalah padakoe! perkara bakalahi sama saorang, itoelah boekan soewatoe djalan boewat senangken hatinja orang prampoewan, jang ada tjintai orang itoe. Maka djanganlah kaoe toeroeti ingatanmoe jang djahat, Fernand! Dari sebab kaoe tiada mendapat akoe ini boewat djadi istrimoe, biarlah kaoe senang hati dengan memandang padakoe seperti pada satoe soedara dan sobat; dan lagi," kata poela Mercedes itoe dengan berlinang ajer mata: »dengarlah, Fernand! tadi kaoe ada berkata, bahoewa laoetan tiada boleh dipertjaja, dan sampe pada sekarang ini, soedah kalihatan ampat boelan meliwat, sadari orang itoe pergi berlajar, dan di dalam tempo itoe sering kali akoe mendapat lihat angin-riboet jang ada di fihak laoet."

Fernand tinggal berdiam; ia tida tjoba aken hiboeri Mercedes, soepaja brenti toeroennja nona itoe