329
lagi priaji dalam golongan pemerintah negeri; dan djikalau njonja sekali-kali ada memperkatakan soerat-soeratkoe dengan toean, tentoelah toean akan mengetahoei, bahwa saja tiadalah bersedih hati dalam hal itoe, melainkan mémanglah amat besar hati kami mendengar maksoed dan hadjat adik kami itoe. Senang hati kami, jang adikkoe ta' ada bermaksoed seperti maksoed beriboe-riboe mereka bangsa kami; mereka itoe menjangkakan, bahwa mendjadi priaji itoelah bahagia jang setinggi- tingginja dalam doenia ini, sebab mereka mema'loemi keenakan seperti radja ketjil, berbadjoe berkantjing letter W., dan berpajoeng emas!
Girang hati kami, bahwa segala tjahaja dan oepatjara itoe ta masoek dihatinja; lebih senang lagi hati kami mengingatkan hal itoe karena ia semoeda itoe telah ada berpengakoean jang demikian, dan ia hendak mentjahari djalan sendiri, tiadalah seperti djalan jang telah pasar ditempoeh oleh beriboe-riboe orang.
Lebih baik menoeroet pikirankoe, ia beroesaha oentoek menolong mereka jang dilanggar oleh kesakitan, dan pergi bersekolah oentoek mendjadi dokter. Boleh djadi djoega dalam hal itoe masoeklah kelobaan diri saja sedikit; karena saja soeka melihatnja mendjadi dokter, sebab dalam hal itoe amat banjak dan bagoes jang patoet diperboeat dan. . . . . . . . . . . .karena dapatlah poela ia menjampaikan kenang-kenangan kami. Berapalah banjak paedahnja nanti, kalau bangsa Eropah dan bangsa Boemipoetera timbal-balik dapat hormat-menghormati. Ia boleh beroesaha soepaja anak negeri akan mempertjajai obat-obat Eropah, dan dokter Eropah boléhlah poela memperhatikan obat- obat Boemipoetera jang amat moedah itoe, jang telah dipastikan moedjarrabnja.
Saja telah bertjakap-tjakap dengan adikkoe itoe tentang kol ah Dokter D.jawa, tetapi ta' adialah niatnja hendak pergi beladjai kesana, dan kaïnipoen ta' soeka poela menggagahinja dalam hal itoe.
⁂
17 Januari 1903 (VII).
Telah tiga pekan lamanja disini ta' toeroèn hoedjan sedikit djoeapoen. Sekarang disini terlampau panas. Beloem pernah kami merasai panas sebagai itoe, baikpoen ketika moesim kemarau jang sekeras-kerasnja.
Bapakkoe telah poetoes asa, bibit padi disawah telah merah, karena kepanasan.
Wahai bangsakoe jang malang! Dahoeloe anak negeri di-