Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/378

Halaman ini tervalidasi

333

Apakah katamoe tentang pikiran jang selaloe bertoekar-toekar itoe. Tetapi lebih baik, djika sesat berbalik soeroet, dari pada sesat telandjoer, jang kadang-kadang karena kesombongan hati ta' maoe mengakoe akan kesalahan itoe.

Tahoekah engkau apabilakah maksoed kami hendak pergi ketanah Belanda itoe telah boelat?

Dalam boelan December tahoen 1901, ketika kami sedang menanggoeng kesoesahan hati, jang tidak tepermanaï itoe. Ketika itoe timboellah dihati kami maksoed jang boeas hendak pergi berdjalan djaoeh, berpisah diri dari tempat jang telah meratjoen menjakiti hati kami itoe. Berdjalan, berdjalan djaoeh pergi ketempat jang beroedara lain, bernapas, hidoep pada hawa jang lain, dan djikalau hati kami jang loeka parah telah semboeh, pikiran serta barangkali djoega badan kami telah koeat, berbaliklah kami mendjelma seperti lahir kembali kedoenia, kedalam pergaoelan jang lama akan bekerdja oentoek peroebahan jang baik. . . . . . . . . . . . . . .

Kesoesahan jang seperti dinaraka itoe, ta' boléh kami tanggoengkan lagi. Tanah Belandalah jang akan mendjaga, soepaja kesoesahan itoe tiada akan datang kembali, dan orangpoen ta' akan mengenangkan kami lagi; sajang sekali hendak meloepakan kami itoe lekaslah akan kedjadian. Demikian djoega oléh sebahagian dari doenia bangsa Boemipoetera lekaslah poela kami diloepakannja, ja'ni oléh Boemipoetera, jang hendak kami oesahakan, kalau nanti kami kembali dari negéri Belanda.

Apakah jang menanti kami ditanah Belanda? Kesoesahan jang bergoenoeng-goenoeng, jang beloem sedikit djoea kami ma'loemi hal keadaannja. Bapakmoelah jang menerangkan sekalian hal itoe kepada kami, dan ditoendjoekkannjalah poela kesengsaraan jang akan kami tanggoeng nanti disini, jang datangnja dari pada meréka jang akan kami tolong itoe, djikalau kami kembali kelak dari tanah Belanda.

Sekalian itoe soenggoeh benar, o tjita-tjitakoe jang malang! Engkau tahoe, bahwa itoelah soeatoe tjita-tjita kami jang amat besar hendak beladjar ketanah Belanda, oentoek pekerdjaan jang hendak kami tanggoeng kelak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Demikian poela keadaan bapakkoe jang baroe-baroe ini telah sakit keras menjoeroeh kami poela lebih landjoet berpikir. Jang moelia itoe amat sajang kepada kami. . . . . . . . . . . .

Segala jang kedjadian baroe-baroe ini ditempat sakitnja itoe masih tergambar dimatakoe. Disanalah kami lihat betapa sajangnja si djantoeng hati kami itoe kepada kami. Tetapi bertanjalah saja kepada dirikoe sendiri, dapatkah kami akan mengoebah maksoed kami itoe, djikalau sekiranja bapakmoe ta' datang kemari, dan jang moelia ta' berkata sedemikian