Halaman:Hikajat Khonghoetjoe.pdf/92

Halaman ini telah diuji baca

— 88 —

atas kalakoeannja itoe; kaloe ija tida lakoeken sekalian kawadjibannja itoe, haroeslah ija ditjelah atawa dihoekoem.

„Pemaliharaan dan goeroe tida membri pada orang kamampoeän aken berpikir, aken berkata-kata, aken berlakoe dengan senang dan aken mengenal kawadjiban: ija melinken megarken kamampoeän itoe dan bikin gampang digoenakennja; ija toedjoeken pikiran orang pada segala barang jang perloe dikenal dengan lantaran mengenal barang-barang itoe poen, rasa hati jang goendah, mendjadi tetap; pemaliharaan dan goeroe ada menerangi dan mengoen djoek segala djala di mana orang haroes berdjalan, aken meliwat di dalam perdjalanannja dengan menoeroet kamampoean sendiri, dan aken melakoeken dengan beres roepa-roepa kerdjaännja, jang berhoeboeng pada ija poenja deradjat di dalam halnja seperti manoesia dan anggota dari pakoempoelan mahloek oetama. Soepaja kita-orang boleh mendapat rasa enak dari pada perolehannja pemaliharaan dan goeroe, maka goeroe-goeroe jang pertama, telah membikin oendang-oendang, mengadaken adat-lembaga dan menantoeken atoeran adab. Kaloe kita mendjoendjoeng oendang-oendang itoe, kaloe kita menoeroet pada itoe adat-lembaga dan kaloe kita lakoeken itoe atoeran adab, maka dengan bagitoelah kita dapat melakoeken dengan baik kawadjiban kita kapada Allah, kapada diri kita sendiri dan kapada sasama kita.”


Di dalam bitjaranja di itoe waktoе KHONGTJOE berkata djoega pada baginda, bahoewa perkara nikah ada djadi manoesia poenja kawadjiban besar, kérna dengan lantaran menikah, manoesia dapat berboewat sabagimana jang telah ditantoeken atasnja di doenia ini. Sebab itoelah tida ada satoe apa jang lebih haroes diïndahken, tida ada satoe apa jang lebih haroes diperhatiken oleh manoesia di dalam