14
dari pada tjapé, dan lidahnja soedah kring dari pada hawoes, maka patroeli kita soedah hampir kalah sama orang Atjeh jang masih djoega datang dari kiri kanan, dengan mendesak-desak.
Kemoedian, dengan kabesaran Allah ta Allah, tiba-tiba toeau Luitenant de Leur dapat lihat, ada datang soldadoe, pertoeloengan dari benteng, satoe sectie, di bawah prentahnja toean Luitenant Ostreig, roepa-roepanja orang di benteng soedah dapat dengar boenji snapan jang ramei dari pada patroeli jang tadi itoe.
Maka kata toean Luitenant de Leur hajo anakkoe! madjoe-madjoe! dj angan takoet! soedah datang teman dari benteng!
Maka soldadoe patroeli itoe, jang mana masih ada patroon, lantas berpasang dengan tjepat-tjepat pada orang Atjeh jang rapat itoe, sekali pasang, tiada salah mati orang Atjeh.
Waktoe datang toean Luitenant Ostreig dengan soldadoe perbantoean, moesoeh djoega soedah lihat, tetapi belom soeka moendoer, melainken mau tjoba-tjoba doeloe, sama klewang, brangkali boleh menang djoega, sebab orang patroeli kita soedah terlaloe pajah, boekan?
Tetapi, sabelom moesoeh boleh menghantan sama klewang, soldadoenja toean Luitenant Ostreig soedah pasang lebih doeloe, dengan ramei-ramei, tiwaslah orang Atjeh itoe, sampei dja-