Halaman:Hikajat Prang di Edi.pdf/24

Halaman ini tervalidasi

18

Giranglah segala soldadoe-soldadoe, sebab soedah datang teman banjak, maka sekarang lekas boleh kaloewar, hantam-menghantam sama bangsa Atjeh. Kasian soldadoe jang misti tinggal di benteng dan tiada boleh toeroet prang, — dia orang tinggal mendongkol, merasa sedi di dalam hatinja.

Maka jang paling soeka berprang, orang Ambon itoelah, dari bataljon tiga. Bila soedah trima soerat ordor aken kaloewar maka lantas orang Ambon bikin koempoelan, di dalam tangsi, dan soldadoe Ambon jang toewa-toewa jang terhias dengan bebrapa medali dan streep, soedah berbitjara sama teman-temannja jang masih moeda, jang hampir seperti kanak-kanak, maka kata orang toewa-toewa itoe „hei soedara-soedara dari pada Kompanji doewa! kamoe beroentoenglah, sebab nanti besok boleh bertemoe dengan moesoehmoe, dan kainoe boleh beladjar prang, slamatlah, amin! Djangan loepa jang di atas bajonet kita ada berkibar bandéra dari bataljon tiga jang soedah dapat bintang kahormatan dari pada Baginda Radja kita, tanda jang soldadoe bataljon tiga samoewa orang brani dan bidjaksana dengan bersatia kepada Radja kita. Di bawah bandéra itoe, banjak dari pada soedara-soedara moe soedah berprang dengan segala kahormatan, ada jang bertoempah darahnja, ada djoega jang soedah hilang djiwanja. Djangan