Halaman:Hikajat Prang di Edi.pdf/25

Halaman ini tervalidasi

19

sekali-kali kamoe bikin maloe sama orang toewa-toewamoe jang soedah meninggal doenia, dan lagi, djangan kamoe bikin maloe sama bandera bataljon tiga. Djangan takoet-takoet, djangan loepa jang kamoe sekalian djadi orang lelaki betoel, orang Ambon. Bangsa Ambon tiada tau moendoer, tiada takoet sama klewangnja orang Atjeh:”

Sasoedah dengar bitjaranja orang toewa-toewa itoe, maka djadi terboeka hatinja soldadoe Ambon jang moeda-moeda maka segala marika bersoempah-soempah akan bersatia kepada bandera bataljonnja, dan tiada nanti bikin maloe pada orang toewa-toewanja jang soedah lepas djiwanja di bawah bandera itoe.

Ja, sahbat-sahbat pembatja! bangsa Ambon itoe soenggoeh boleh di kata baik dan loeroes hatinja dengan bertjinta sama Koempeni. Kasian! banjak dari pada orang Ambon, jang toeroet bataljon tiga, sekarang soedah mati di dalam prang dan banjak djoega soedah meninggalken doenia ini dari pada penjakit berrioerri, maka dari pada orang Ambon itoe tjoema tinggal sedikit, tetapi pada antara jang sedikit itoe samoewanja orang brani, seperti boenga jang menghiasken bataljon tiga. Dan lagi, ada satoe adat jang baik, jang selama-lamanja di toeroet oleh bangsa Ambon: soldadoe soldadoe jang lama, soeka sekali kasi adjaran kapada