Halaman:Himpunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (1984).pdf/575

Halaman ini tervalidasi

Pasal 102.

(1) Setelah semua acara yang ditetapkan selesai dibicarakan, maka Ketua Rapat menutup rapat.

(2) Apabila acara yang ditetapkan untuk suatu rapat belum terselesaikan, sedangkan waktu rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 telah hahis, maka Ketua Rapat menunda penyelesaian acara tersebut untuk dibicarakan dalam rapat berikutnya, atau meneruskan penyelesaian acara tersebut atas persetujuan rapat.

(3) Sebelum menutup rapat, Ketua Rapat mengemukakan pokok-pokok keputusan dan/atau kesimpulan yang dihasilkan oleh rapat.

Pasal 103.

Apabila Ketua berhalangan, maka rapat dipimpin oleh salah seorang Wakil Ketua, dan apabila Ketua dan Wakil Ketua berhalangan, maka rapat dipimpin oleh Anggota yang tertua usianya di antara yang hadir.

Tata Cara Mengubah Acara Rapat

Pasal 104.

(1) Usul perubahan terhadap acara DPR yang telah ditetapkan oleh Badan Musyawarah, baik mengenai perubahan waktu maupun mengenai masalah baru yang ingin dimasukkan dalam acara, dapat diajukan oleh Fraksi, alat kelengkapan DPR, atau oleh Pemerintah kepada Pimpinan DPR untuk segera dibicarakan dalam Rapat Badan Musyawarah.

(2) Usul perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis dengan menyebutkan waktu dan masalah yang diusulkan, selambat-lambatnya dua hari sebelum acara rapat yang bersangkutan dilaksanakan.

(3) Pimpinan DPR dapat mengajukan usul perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Badan Musyawarah.

(4) Badan Musyawarah membicarakan dan mengambil keputusan terhadap usul perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (3).

(5) Apabila Badan Musyawarah tidak dapat mengadakan rapat, maka berlakulah ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat(2).

Pasal 105.

(1) Dalam keadaan memaksa, Pimpinan DPR, Fraksi, atau Presiden dapat mengajukan usul perubahan terhadap acara Rapat Paripurna yang

583