Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/150

Halaman ini tervalidasi

Apakah tindakan jang dilakukan terhadap protes itu oleh Pemerintah kolonial dengan mudah dapat diduga, ialah pembuangan.

Kesadaran sosial dan politik lebih djelas melihat antitese golongan pendjadjah dan golongan jang didjadjah dalam sistim pemerintahan kolonial. Kesadaran akan keadaan rakjat jang buruk dan perasaan atau kejakinan dapat memperbaiki dengan usaha bersama merupakan langkah pertama kearah pergerakan politik. Pergerakan ini diperkuat oleh keinginan untuk mentjapai usia dewasa dengan menuntut hak kewarganegaraan, hak suara, pemerintahan sendiri disamping memperbaiki kondisi hidup rakjat, mempertinggi kesedjahteraan materil dan memperluas pengadjaran. Ditjari djalan dan kemungkinan untuk minta segala sesuatu jang seharusnja dilakukan Pemerintah bagi kepentingan rakjat dalam lapangan pengadilan, per-undang-undangan, pengadjaran, pertanian, perburuhan, dls.

Orang berusaha untuk memperkembang bakat dan ketjakapan sendiri supaja kemudian dapat menggantikan tempat jang hingga saat itu diduduki kaum pendjadjah.

Pendeknja tudjuan kegiatan politik meliputi kehidupan rakjat jang berdiri sendiri dan kebebasan dalam lapangan kulturil, politik dan ekonomis.

Orientasi politik dalam pergerakan nasional menurut Dr D.A. Rinkes, adviseur Pemerintah urusan Bumiputera, telah terdapat dalam Boedi Oetomo, jang pada tahun 1915 bertudjuan mengikutsertakan kaum terpeladjar Indonesia dalam pemerintahan.

Pada hakekatnja pendirian B.O. adalah suatu gedjala politik meskipun tidak setjara expliciet dirumuskannja dan tidak dipergunakan istilah politik dalam Anggaran Dasarnja. Pendirian itu dapat dipandang sebagai akibat dari hasrat besar kaum terpeladjar untuk berpolitik dan mengadakan aksi kearah hak turut memerintah.

Dalam hubungan ini perlu dikemukakan perdebatan hebat antara dokter Tjipto dan dokter Radjiman padá Jong-Javanen Congres di Jogjakarta pada 4 dan 5 Oktober 1908, waktu jang pertama mempertahankan aksi politik bagi B.O., sedang jang kedua menghendaki orientasi kulturil.

Dokter Tjipto sebagai wakil golongan muda jang radikal-revolusioner seterusnja melakukan oposisi dalam Pimpinan B.O. dan memperdjuangkan agar B.O. diberi dasar nasional-demokratis dan menafsirkan pergerakan nasional sebagai perdjuangan melawan kekuasaan pendjadjab. Kaum tua tidak ingin berpolitik dan membatasi usaha B.O. dalam lapangan pengadjaran. Kemudian setelah BO. beberapa tahun bersikap ragu-ragu dan telah terdesak oleh kemadjuan S.I. dalam menggerakkan rakjat, barulah B.O. beraksi dalam gelanggang politik. Setjara konkrit tudjuan politik B.O. tampak dalam program kerdjanja jang disusun pada tahun 1917 dalam menghadapi persiapan pembentukan Dewan Rakjat.

Mengenai S.I. telah didjelaskan, bahwa sebagai organisasi massa dengan ikatan keagamaan memperdjuangkan perbaikan posisi ekonomis bangsa Indonesia. Pernjataan pemimpin²nja inenundjukkan sikap politik jang loyal terhadap Pemerintah. Dalam menghadapi kolonialisme dengan kapitalismenja perkembangan ekonomi rakjat membutuhkan organisasi nationalistis jang djuga bergerak dalam lapangan politik.

Organisasi massa jang memperkokoh solidaritet dan menggiatkan aksi untuk memperbaiki kondisi hidup djuga merupakan pembentukan kekuasaan politik. Hal ini djelas sekali dari Kongres Nasional Pertama jang diselenggarakan C.S.I. di Bandung pada tahun 1916.

Diantara pokok pembitjaraan jang penting ialah tudjuan politik S.I. jang dengan djalan sah serta lambat laun hendak mentjapai pemerintahan sendiri dan memperoleh bak ikut-bersuara dalam pemerintahan melalui Dewan Perwakilan. Ketjuali itu usul²