Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/41

Halaman ini tervalidasi

A. D. DONGGO:

KAMI SEMUA TURUNAN PEMBADJAK

— Ori, ¹) panggilnja. Ori, panggilnja lebih keras lagi.

Laki-laki² jang dipanggil Ori itu tidak mendjawab, tapi bukan tidak peduli. Dengan mata jang gairah ia memperhatikan anak jang memanggilnja itu mulai dari udjung kaki sampai keudjung rambutnja. Seluruh bkodan anak itu penuh dilumuri lumpur. Kajak kerbau baru keluar dari kubangan. Laki-laki itu tidak merasa bahwa perbuatan itu adalah laku binatang —, berkubang. Malah ketakdjuban. Takdjub seperti hal itu baru terdjadi dimatanja.

Alam telah bersatu dengan manusia, pikirnja.

— Darimana kau? Tanjanja walau ia sudah tahu darimana anak itu datang.

— Main sawahsawahan, djawab anak itu tegas.

Lihat, kata lakilaki itu dalam hatinja, ketjilketjil anak ini sudah mentjintai tanah. Bersawah itulah peladjaran jang takpernah dipeladjari disini. Didusun ini. Anakanak djadi bisa sendiri, Alim mengasuhi mereka sedjak mereka lahir hingga mereka memasuki alam dewasa bahwa tanah adalah djathidup. Karena itu tjintailah dia. Djangan membuangbuang tanab ini setapakpun. Tanamilah dia dengan tanaman jang dapat membuahkan buahbuahan jang ledjat. Badjaklah dia dengan ketjintaan karena dia membuahkan kebahagiaan pada turuntemurunanmu. Awas ! Sedjengkalpun tanah ini takboleh engkau biarkan ditumbuhi rumput jang takberguna, atau membiarkan dia liar atau kowu ²) karena hal itu bukan adjaran nenekmojang kita, karena hal itu merugikan kamu.”

— Ori, ulang anak itu lagi.

— Darimana kamu? ulang lakilaki itu pula.

— Main sawahsawahan, djawab anak itu.

— Kamu bisa badjak ?

— Kenapa tidak ? Sambil berkata demikian anak itu mengatjungkan sebuah badjak: badjakan jang disandangnja sedjak tadi kehadapan muka lakilaki jang dipanggil Ori itu.

— Sendirian ?

— Banjak teman. Si Kasipahu. dan si Dali djadi kerbau, aku dan si Halo pemegang badjak. Ori mau lihat! tawar anak itu.

— Ah, tidak, djawab lakilaki itu takatjuh.

— Kenapa tidak? Kami mempunjai sawah disana, kami barusan menanam. Ori harus lihat, desak anak itu.

— Semua tanah berlumpur. Aku tidak bisa berdjalan dibentjah, tolak lakilaki itu.

— Besok sadja, elak lakilaki itu lagi.

_______
¹) bahasa Bima -- paman
2) Idem. Artinja: Suatu tanah pertanian jang takpernah dikerdjakan terutama karena malas dibiarkan begitu sadja mendjadi tanahliar, itu dinamakan kowu.