Halaman:Kisah Tuanta Salamaka.pdf/36

Halaman ini telah diuji baca

Ketika itu Tuanta sedang memasak. Sebelah tangannya dijadikan periuk sedangkan sebelah tangannya lagi dijadikan kayu api. Ibu jarinya telah menyala, sedangkan kedua kakinya dijadikan dapur. Bidal memberi salam kemudian dibalas oleh Tuanta. Kemudian Tuanta berkata, “Hai, Bidal silakan duduk.”

Bidal berkata. “Anda disuruh jemput oleh Khalifah dan Imam Syafi’i. Tuan diminta bersama kami sekarang juga masuk ke dalam masjid.”

Berkatalah Tuanta, “Tunggulah saya sebentar, saya makan dahulu karena saya lapar sekali.”

Setelah selesai makan dia pun diantar masuk ke dalam masjid. Sesampai di dalam, Khalifah berkata, “Kami mengharap Tuan yang membaca khotbah. Kami ingin sekali mendengar Tuan membaca khotbah.”

Petugas pun meletakkan kudung khatib di depan Tuanta, lalu Tuanta memakainya. Setelah itu ia diantar oleh Bidal naik ke mimbar.

Setelah memberi salam, Tuanta menggunakan tiga macam lagu dalam khotbahnya. Pertama lagunya di sebut I Cakdi pokok, lagu keduanya disebut Timorok

29