Halaman:Kisah Tuanta Salamaka.pdf/49

Halaman ini telah diuji baca

Berkatalah Tuanta, “Apa sebenarnya yang Nenek inginkan?” “Biji matamulah yang ingin kuambil,” kata nenek itu.

Setelah mendengar ucapan orang tua itu, Tuanta pun mencungkil biji matanya yang sebelah kiri lalu memberikannya kepada orang tua itu.

Orang tua itu lalu berkata, “Saya tidak ingin kalau hanya sebelah, saya menginginkan kedua biji matamu itu, baru saya beri api.”

Tuanta kembali mencungkil mata kanannya kemudian menyerahkannya kepada orang tua itu. Maka butalah kedua mata Tuanta dan ia pun diberi api. Setelah itu ia kembali ke gurunya dan orang tua itu pun pergi. Sebenarnya, orang tua itu adalah penjelmaan gurunya sendiri.

Jadi, setelah tiba di tempat gurunya membawa api, Syekh Abdul Kadir Jailani mendapati Tuanta sudah buta. Pada bekas matanya masih mengalir darah sampai ke dadanya.

Bertanyalah gurunya, “Yusuf, mengapa mukamu berdarah dan matamu buta?”

42