Halaman:Kisah Tuanta Salamaka.pdf/50

Halaman ini telah diuji baca

“Guru, saya menemukan seorang orang tua di tengah hutan sementara meniup api lalu saya minta apinya. Orang tua itu tidak mau memberikan apinya kecuali kedua biji mataku kuserahkan padanya sebagai harga apinya.

Itulah sebabnya saya buta karena kedua biji mataku, kiri dan kanan, sudah kucungkil. Ia lalu dipegang oleh gurunya sambil diusap-usapnya dan memujinya, “Kau benar-benar orang hebat, Yusuf, di dunia dan akhirat. Engkau telah masuk ke dalam bilangan sufi dan wali. Engkaulah muridku yang paling kucintai dunia akhirat. Engkaulah muridku yang paling kuanggap duduk di selangkaku sambil memeluk kepalaku karena ketinggian kesufianmu. Engkau jagalah yang telah mempersatukan Kutubu Tajulkhalwatiyah Qaddasallahu Sirruhu. Tak ada lagi yang akan mencapai rahmat Allah sepertimu.”

Setelah itu berkata lagi gurunya, “Ambillah ikan itu dan bakarlah kemudian pergilah makan.” Setelah itu ia membakar ikan itu lalu pergi makan.

Setelah makan, ia dipanggil lagi oleh gurunya lalu berpesan, “Yusuf, kalau engkau bangun tidur untuk

43