Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/22

Halaman ini telah diuji baca

Setelah berjawab salam, disimpuhkan lutut yang dua, ditundukkan kepala yang satu, meminta maaf pada gurunya, lalu Umbuik Mudo pun pergi.

Serentang dua rentang, cukup ketiga rentang panjang, dekat semakin hampir, hampir dekat kan tiba, tibalah di surau Tuanku Imam Mudo, begitu mualimnya beliau, sekadar tafsir dan fiqih, sudah dalam sampai ke makna, quran yang tiga puluh jus, dapat menyimaknyimak saja.

Si Umbuik Mudo mulai mengaji, banyak kitab yang dibaca, banyak surat yang dihafal, banyak irama yang dikuasai, hatinya terang bagai suluh, hafalannya lancar bagai air lalu.

Akan hal suaranya, kadang nyaring kadang serak, seraknya serak merdu, begitu si Umbuik Mudo mengaji, orang berjalan langsung berhenti, burung yang terbang langsung hinggap.

Setelah lama kelamaan, habis hari berbilang pekan, habis pekan berbilang bulan, habis bulan berbilang tahun. Setelah genap tiga tahun, ia teringat hendak pulang, pulang kembali ke kampungnya, yakni ke ranah Tibarau, meminta izin ke gurunya, lalu berangkatlah segera.

Telah serentang perjalanan, cukup ketiga rentang panjang, dekat hampir kan tiba, sampailah ia di rumah amainya.

Orang padang memintal benang
Dipintal dilipat-lipat
Dilipat lalu diperdua;
Kalau direntang jadi panjang
Baik dipintal agar singkat
Diambil saja yang berguna