Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/32

Halaman ini telah diuji baca

Mendengar irama Tuan Umbuik, beruras rasa jantung denai, terbuka rasa pikiran eenai, nyaring sudah pendengaran denai, itu sebabnya denai turun,

Dulang jua sedulang lagi
Pendulang emas pelangki;
Ulang jua sekali lagi
Ulanglah irama yang tadi.
Agar kami dengarkan lagi, kami simak sungguh-sungguh.”

Mendengar kata demikian, menjawab si Umbuik Mudo, berkata sedang berpantun,

“Malah dibuluhkan jua
Capo di pematang tebat;
Malah disuruhkan jua
Disebutlah segala yang dapat.

Entah sepat entah mentila
Rama-rama dalam kembut;
Entah dapat entah tiada
Sudah lama kaji tak disebut.”

Lalu mengaji Si Umbuik Mudo, diulang sekali lagi, dicobakan irama yang tadi, jangankan irama yang dapat, jangankan kaji kan terbaca, mata surat malah tak nampak,

Kelit-kelit si Malaka
Hinggap di pasar Payakumbuh;
Terkelit iman yang celaka
Kepada puti yang bertujuh.

Tertawalah puti yang bertujuh, sibuk gareh-manggareh4, asyik bisik berbisik, cemooh berapi-api, gelak pun berderai-derai, berkata Puti Galang Banyak,

4) saling berkelakar