Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/80

Halaman ini belum diuji baca

Lentik-lentik terbang ke rimba Terbang melintas di bubungan; Jangan terbetik terberita Biarlah luluh dalam kandungan. Berbagi bawanglah kita Agar tentu bersiang serai Berbagi sayanglah kita Agar tentu bercerai-cerai. Adik berbaliklah pulang, denai juga akan pulang, marilah kita bertolak punggung, usah lama kita di sini, jika orang terburu-buru, akan bagaimanalah lagi. Hati si Galang sudah tenang, karena beroleh petunjuk jelas, berjalan pulang seketika, telah serentang perjalanan, hampir kan dekat Ia tiba, tibalah Ia di halaman, langsung naik ke atas rumah. Tidak lama sampai di rumah, datang tanya dari bapaknya, terbit selidik dari ibunya, berkata amai si Galang, “Duhai Upik Puti Galang Banyak, mana perian anak tadi, mana labu anak tadi, mengapa tidak membawa air, mengapa anak pulang saja, siapakah yang mengambil perian, siapakah yang mencuri labu anak?” Menjawab si Galang Banyak, berkata sambil menangis, “Duhai Bapak kata denai, Duhai Amai kata denai, dengarlah cerita denai, sewaktu denai akan pulang, dari sumur pemandian, perian sudah denai sandang, labu penuh berisi air, denai bertemu kerbau gila, kuda menyipak ke belakang, karena lari perian pecah, karena lari labu pun remuk, gayung pun hilang entah kemana, denai cari tiada bersua.” Berkata bapak si Galang, “Mengapa anak menangis, siapakah orang yang marah, kami tidaklah marah, kami hanya mencemaskan, entah perian diambil orang, entah labu dicuri orang.” Jika begitu cerita anak, senanglah pula hati kami, anak kami tidak apa-apa, tidak sakit ataupun luka, bersyukur benar kami berdua, patutlah kita berkaul-kaul, patutlah kita berdoa. 69