Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/285

Halaman ini tervalidasi

Setelah Wafat La Pareppa TosappewaliE ini diberi nama anumerta Matinrowe ri Sombaopu (Bahasa Bugis) atau Tumenanga ri Sombaopu (bahasa Makasar), yang kedua-duanya berarti yang tidur atau yang wafat di Sombaopu. (Beliau memang dari ibu berdarah bangsawan Gowa/Makasar dan dari ayah berdarah bangsawan Bugis).

4) La Pariuangi Toappawawoi Arung Mampu Karaeng Bisei. Beliau ini sesungguhnya kembar, tetapi yang seorang meninggal dunia. Beliau ini pada tahun 1724 menjadi Raja Bone yang ke XIX. Beliau tidak lama memerintah dan setelah wafat mendapat gelar atau nama anumerta Matinrowe ri Bisei. Dengan ini jelaslah bahwa sungguhpun dari kedua perkawinan agung yang dilakukan oleh La Patau atas kehendak mamaknya, yakni Aru Palaka lahir putera dan puteri yang berkuasa di kerajaan-kerajaan Bone, Luwu', Gowa dan Soppeng.

Dengan ini jelaslah bahwa sungguhpun Aru Palaka berkawan dengan Belanda (V.O.C.), namun beliau bukanlah boneka yang tidak mempunyai pendirian atau cita-cita sendiri. Aru Palaka berdiri sendiri, bebas dan merdeka memerintah kerajaannya. Beliau bebas melaksanakan segala kehendaknya. Beliau bukanlah seorang yang tidak berani mengambil tindakan yang bertentangan dengan keinginan atau kepentingan Belanda (V.O.C.). Aru Palaka seorang yang berkepribadian, seorang yang tetap bebas dan selalu disegani baik oleh kawan maupun oleh lawan. Bahkan orang-orang Belandapun sangat hormat dan segan terhadap beliau.

Beberapa kali terjadi bentrokan antara Aru Palaka dan Belanda (V.O.C.). Bentrokan yang agak keras antara Aru Palaka dan Belanda (V.O.C.), ialah dalam peristiwa Dompo di Sumbawa. Seorang petugas Belanda (V.O.C.) yang bernama Junius yang disuruh meneliti peristiwa itu dalam laporannya menyinggung dan merugikan nama baik Aru Palaka. Aru Palaka sangat marah kepada Junius dan pembesar atau wakil pemerintah Belanda (V.O.C.) yang bernama Prins. Pada waktu Prins membacakan surat Pimpinan Belanda (V.O.C.) dari Batavia untuk mengumpulkan sekutu-sekutu Belanda (V.O.C.) di Ujung Pandang, beliau dengan tegas menyatakan bahwa beliau tidak akan hadir lagi

268