Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/117

Halaman ini tervalidasi

99

a. Pronomina intratekstual apabila yang digantikan terdapat dalam wacana. Bila enteseden itu terlihat sebelum pronomina, maka pronomina itu disebut bersifat anaforis. Sekiranya anteseden itu terdapat sesudah pronomina, maka pronomina itu dikatakan bersifat kataforis.

Contoh:

(308) Rudi pai sikola. Ayahnyo pai ka kantua.
Rudi-pergi-sekolah bapaknya-pergi-ke-kantor
'Rudi pergi ke sekolah' 'Bapaknya pergi ke kantor.

Rudi=antaseden.

(309) Siti manjaik baju. Jaitannyo barasiah.
Siti-menjahit-baju jahitannya-bersih
'Siti menjahit baju' 'Jahitannya bersih'.

Siti=antaseden

Bersifat Kataforis

(310) Jo tinjunyo nan kuaik, Elias Pical dapek mangalahkan lawannyo jo atinyo nan lapang.
dengan-tinjunya-yang-kuat-Elias-Pical-dapat-menga-lahkan-lawannya-dengan-hatinya-yang-terbuka
'Dengan tinjunya yang kuat, Elias Pical dapat mengalahkan lawannya dengan hatinya yang terbuka"
(311) Rini manarimo sagalo parintah bapaknyo.
Rini-menerima-segala-perintah-bapaknya
'Rini menerima segala perintah bapaknya'.

b. Pronomina ekstratekstual apabila menggantikan nomina terletak di luar wacana.

Contoh:

(312) Ambo nan manunjuaknyo
saya-yang-menunjuknya
'Saya yang menunjuknya'.
(313) Itu nan den cari.
itu-yang-saya-cari
'Itu yang saya cari'.

2) Didasarkan kepada jelas atau tidaknya referennya. Berdasarkan hal ini, pronomina bahasa Minangkabau dapat dibedakan atas: