Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/119

Halaman ini tervalidasi

119

„Toean empoenja karangan jang bernama „’Azab dan Sengsara” telah tammat saja batja dalam témpo doea hari. Besar dan girang hati saja melihat keindahan tjeritera itoe. Kiasan jang terkandoeng dalamnja itoe poen koerperhatikan.

Pertama, bagaimana seharoesnja orang toea mengadjar anaknja diwaktoe ketjil. Didikan jang salah amatlah membawa melarat kepada si anak dibelakang hari dan orang toea poen tiada loepoet dari pada kemelaratan itoe.

Kedoea, haroeslah orang hati-hati waktoe mengawinkan anaknja. Si anak djangan dipaksa, karena ialah orang jang menanggoeng sesoeatoe hal jang terdjadi dari pada perkawinan itoe.

Sajang diantara orang kita Boemipoetera beloem banjak bilangannja jang pandai dan gemar membatja kitab-kitab jang berfaedah, bila dibandingkan dengan orang Hindia jang bermillioen-millioen itoe.

Tetapi pada pikirankoe dan saja minta, perkataan jang ada pada halaman 16 baris ke 13 sampai ke 23 dihapoeskan. Jaitoe: „Ja mendekap isterinja.

............(baris jang kedoea poeloeh satoe) dengan moeka jang berseri-seri, menoendjoekkan kesenangan hatinja.”