Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/138

Halaman ini tervalidasi

138

maksoednja — setelah itoe ia poen sedarlah akan dirinja. Apa bila dipikirkannja nasib sesamanja perempoean jang beriboe- riboe itoe, apabila dikenangkannja oentoeng malang jang menoenggoe bangsanja jang banjak itoe, maka perasaannja jang haloes itoe tiada lagi membiarkan ia tinggal diam memandang bentjana jang besar itoe, ja'ni bentjana jang disebabkan laki-laki jang koerang sopan. Djaoeh dalam hatinja menjala api belas kasihan kepada saudaranja perempoean jang miskin akan menolong sedapat-dapatnja mereka itoe jang sesat. Menolong dengan 'akal dan ichtiar, oeang dan tenaga. Benar ia sering merasa bahwa melakoekan perboeatan jang baik itoe, oempama menolong orang, tiada selaloe moedah. Banjak rintangan jang diperoleh dari pada orang lain, djangan dikata lagi soesah pajah, apa lagi kalau jang ditolong itoe ia menaroeh hati jang tiada pertjaja kepada kita. Akan tetapi semoea ini tiada diatjoehkan Soerdjima. Semangkin soesah pekerdjaannja, makin bertambah keras hatinja menjampaikan maksoednja itoe. Dan apabila ia telah dapa membantoe seorang perempoean jang sesat dan soedah ditjaharikannja pekerdjaan jang halal oentoek orang itoe, ia poen merasa kegirangan jang semata-mata memenoehi hatinja jang moelia itoe. la girang dan bersoeka tjita, karena pekerdjaan-