Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/142

Halaman ini tervalidasi

142

lan, keindahan roemah dan kantor- kantor jang besar dan tinggi-tinggi. Dari djaoeh kelihatan poentjak- poentjak menara jang tinggi-tinggi, timboel dari oedjoeng kajoe- kajoean jang menaoengi djalan-djalan dan pekarangan gedoeng-gedoeng jang indah-indah. Orang orang jang beriboe-ríboe jang datang setiap tahoen kekota Betawi tiada sadja meréka itoe datang temasa, akan tetapi banjak poela datang akan mentjahari pekerdjaan. Pekerdjaan adalah bermatjam- matjam artinja bagi manoesia. Bagi jang seorang adalah pekerdjaan itoe sekadar djalan akan beroléh makanan, bagi jang lain akan djalan mentjahari harta dan kekajaan, sedang jang seroepa lagi sebagai djalan melakoekan dan menjampaikan maksoed dan toedjoeannja jang moelia. Oeang dan kekajaan boekanlah bagi dia jang haroes ditoentoet dalam doenia ini, akan tetapi adalah dia itoe sekadar memoedahkan daja dan ichtiar akan mentjapai maksoed jang soetji dalam hidoepnja.

Bagaimana deras oeang itoe mengalir dibandar Betawi jang kenamaan itoe, karena dialah poesat perdagangan di Djawa Barat, tentoe dapat diperhatikan dengan mata sendiri. Kantor-kantor oeang (Bank), kantor dagang, toko-toko besar, kepoenjaan orang poetih dan bangsa asing, kaboen dan taman tempat bersoeka- soekaan,