Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/157

Halaman ini tervalidasi

157

,,Pergilah dahoelce anakkoe mandi, hari soedah tinggi, nanti kalau hari soedah panas, koeranglah baiknja mandi", oedjar si iboe, serta ia mengamat-amati moeka anaknja itoe.

"Sjoekoer ia soedah gemoek sekarang", kata si iboe dalam hatinja, sesoedah nampak oléhnja koedoek anaknja itoe.

Didepan pintoe kamar mandi Si Ani doedoek menjoetji piring-piring. Jan Sin laloe dan matanja memandang sebentar pada anak gadis jang lagi bekerdja itoe. Habis mandi ia poen menjisir ramboetnja bertanja dalam hatinja: ,,Siapakah anak jang tahadi itoe, siapa namanja, soedahkah lama ia bekerdja disini? Benar ia tiada bagoes benar, sabagai perempoean jang banjak koelihat ditanah Periangan, tetapi sikapnja pantas, dan pakaiannja sekadarnja. Ini semoea adalah menambahi manis moekanja jang sederhana ini. Jang lebih menarik hatikoe, jaïtoe lakoe dan tertibnja tenang dan ia tiada mengetahioci keélokannja itoe".

Kedatangan iboenja dikamar makan itoelah jang memoetoeskan pikirannja jang berkisar-kisar itoe. Si iboe bertanja, ini dan itoe tentang hal keboen téh mereka jang lébar itoe. Adapoen keboen jang besar itoe saudaranja sendirilah jang mengepelainja. Selain dari pada hasil tanah, kebon inilah jang banjak menambahi kekajaan Lim Soen Kim. Oléh