Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/158

Halaman ini tervalidasi

158

sebab itoe si iboe amat ingin mendengar keadaan keboen ini.

Tetapi lain benar halnja dengan si anak. Ia tiada menaroeh hati sebagai orang toeanja pada segala pentjarian itoe. Kira-kira sedjoeroes pandjang mereka itoe berkata-kat, ia soedah bosan menjahoeti segala pertanjaan iboenja itoe. Akan memoetoeskan pertjakapan itoe ia poen berkata, poera-poera terkedjoet: „O, saja hampir loepa. Saja misti kirim soerat ini pagi kepada mamak, saja berdjandji betoel-betoel waktoe saja berangkat". Dengan perkataan ini ia bangkit berdjalan menoedjoe kamar toelisnja, Ia kembali sebentar kekamar tidoernja akan mengambil kertas dan paranko dari kopornja. Si Ani jang lagi membetoelkan tempat tidoer anak moeda itoe, mendengar orang masoek. Ia memandang kepintoe melihat siapa jang masoek itoe. Kebetoelan Jan Sin má- soek, matanja poen bersoea dengan mata anak gadis itoe. Kedoea orang itoe sama-sama merasai pandang kedoea belah pihak. Sin merasa tjahaja anak gadis itoe lemah dan lemboet. Ia ingin soepaja mata meréka jang bertentangan itoe lebih lama berhadapan. Si Ani menaroeh perasaan jang gandjil, tiadalah ia mengerti akan sebabnja itoe. Ia berdiri serta bertanja dengan hormatnja:. Barang kali ba hendak pakaian. Kalau demikian baik saja pegi".