Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/159

Halaman ini tervalidasi

159

„O, tidak, tidak”, sahoet anak moeda itoe,

„Saja hendak mengambil sedikit kertas. Bekerdjalah teroes”. Setelah ia beroleh. jang ditjaharinja itoe, ia poen pegilah kekamar toelisnja.

Tiba dikamarnja Sin-djalan sana sini, tiadalah Fattoe ia apa jang akan diperboeatnja. Waktoe ia di Periangan kalau ia bosan diroemah, ia pergi menembak boeroeng atau berboeroe binatang liar, Kalau tiada itoe ia pergi bersama-sama mamaknja, saudara iboenja, melihat orang bekerdja itoe. Selain dari pada itoe ada lagi.kerdjanja. Jaitoe naik motor pegi pesiar kekota, atau naik koeda pagi dan petang, sesoedah ia baik dan koeat. Di Betawi tiadalah ia dapat pagi melakoekan jang sedemikian karena hari jang panas itoe: sedang tempat berboeroe tiada jang dekat.

Anak moeda itoe memikir apa jang akan dikerdjakannja akan tetapi soeatoe poen tiada .diketahoeinja. Ia melihat, keloear, soeatoe mahloek poen tiada jang diam dengan tiada melakoekan pekerdjaan. Doea &kor boeroeng geredja nampak solehnja sedang siboek memboeat sarang. Boeroeng jantan dan betina itoe sama bekerdja dengan adjinnja mengangkat daoen roempoet jang kering lan boeloe jang haloes-haloes jang bertaboeran diatas tanah. Didjalan besar itoe orang laloe lintas, ada jang naik kenderaan, ada jang berdjalan kaki, masing-masing ada oeroesannja Soeara