Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/165

Halaman ini tervalidasi

165

Setelah meréka itoe sampai diroemah Tek Lie, ia poen bertanja kepada djongos jang mempirsilakan ia doedoek itoe. Setelah didengarnja bahwa Tek Lie masih berpakai, ia poen berkata: „Ta oesah kasih tahoe baba, biar sadja pegi mendapatkan dia”.

Dengan perkataan itoe Jan Sin poen berdjalanlah menoedjoe kamar sahabatnja itoe. Ia mengetoek pintoe kamar itoe. Setelah ia masoek didapatinja sahabatnja itoe telah berpakai. Akan tetapi pada moeka Lie nampak oléhnja, bahwa orang moeda itoe ada menaroeh kemasjgoelan hati. Ia melihat keatas médja. Dihadapan seboeah gambar berbingkaikan emas, berdiri dimédja itoe, terletak sepoetjoek soerat.

Adapoen gambar itoe ja'ni gambar seorang anak dara jang moeda remadja, Anak dara inilah matahari jang menjinari hati Tek Lie dan kaboet jang memoeramkan kalboenja. Roepanja Lie sedang membatja soerat tahadi, waktoe ia datang. Ia poen dapatlah menerka sedikit apa jang memoeramkan moeka sahabatnja jang periang itoe.

Kebiasaannja kalau meréka itoe bersoea, maka perkataan jang pertama dari Jan Sin selamanja bertanja apa kabarnja Si Noni. Meréka itoe menamai ketjintaan Tek Lie si Noni, meskipoen anak gadis itoe menaroeh lain nama jang sebenarnja.