Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/185

Halaman ini tervalidasi

185

Allah jang megoerniakan sesoeatoe apa kepada machloeknja adalah sebaliknja, jaitoe seharoesnja dan kewadjibanlah bagai dia, jang lebih koeat dan berkoeasa, melindoengi jang ketjil dan lemah. Demikian djoegalah oedjoed koeasa jang dipegang radja-radja. Dengan koeasa itoelah ia melindoengi ra'iatnja.

Sekalian jang koederita, segala roepa-roepa hal jang koelihat dalam kehidoepankoe dengan toean itoe, tiadalah saja dapat tjeriterakan padamoe, Ani,. Sampailah kalau saja katakan, perasaankoe amat sedih. Sebagai anak tiadalah pernah saja beroléh soesah hati jang sampai menjedihkan hatikoe. Benar toean saja itoe memelihara saja dengan setjoekoepnja, artinja jang bergoena bagai badan dari loear. Saja tinggal diroemah jang lebih bagoes, pakaian jang lebih mahal dan makan jang leibh sedap. Perkataannja poen selaloe manis. Akan tetapi meskipoen demikian itoe, hatikoe tiadalah senang dan saja merasa dirikoe sial. Dibelakang hari, sesoedah pikirankoe lebih toea saja mengarti sebab jang menjoesahkan hatikoe itoe. Dengarlah Ani. Selain dari dapa keperloean badan itoe„ ada lagi keperloean jang bergoena sekali, jang menjenangkan hati kita. Jaitoe „tjinta” jang sebenarnja. Diroemah orang toeakoe saja hidoep beroetoeng, karena meréka itoe menjajangi saja. Dalam roemah toean itoe selaloe soesah, meski-