Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/187

Halaman ini tervalidasi

187

jang malang itoe dirasainja dengan perasaan iboe jang haloes. Hatinja poen hantjoer loeloeh mengenangkan nasibkoe itoe. Jang ditanggoeng iboekoe itoe poen koerasai dan adalah dia itoe memiloekan hatikoe, sehingga saja mendekap iboekoe dengan tangiskoe. „Diamlah mak, djangan menangis”, katakoe, tersedoe-sedoe, „jang soedah biarlah soedah. Nasib pendapatan badan tiada boléh ditoelak. Djanganlah mak menangis lagi, saja takkan menjoesahkan pikiran orang toea anak jang malang ini.”

Kalau orang lama dalam soeatoe kesoesahan dan orang itoe tiada berdaja menolak kesoesahan itoe, maka kesoedahannja adalah demikian: Orang itoe berhati réla memikoel nasibnja atau ia berhati kesal dalam hidoepnja. Meskipoen jang pertama itoe jang sebaik-baiknja, jang kedoea itoe poen kerap kali terdjadi. Berapa banjak orang jang tiada mempoenjai kekoeatan menahan doeka tjita jang menimpa dia. Akan menjoedahkan hidoepnja jang sengsara itoe, ia tiada segan lagi memboenoeh diri. Maoet itoelah pada pikirannja jang melepaskan dia dari pada 'azab jang menimpa dia itoe.

Meskipoen sering timboel dalam hatikoe, ja’ni apabila saja kesal, maksoed jang kedoea itoe, tetapi saja lama-lama berlakoe sabar. Sedapat-dapatnja saja meloepakan nasibkoe itoe.