Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/189

Halaman ini tervalidasi

189

kami berdoea, saja dan iboekoe. Bagai saja tiadalah ichtiar jang lain dari pada saja haroes memelihara dia. Seharoesnjalah bagai anak itoe membalas air soesoe jang diminoemnja dari dada iboe. Waktoe inilah saja patoet memelihara iboekoe. Adalah itoe adat jang haroes ditoeroet, kewadjiban jang patoet dipenoehi. Tetapi Ani ma'loem, saja tiada mempoenjai soeatoe apa. Tiada roemah tiada tangga, tiada laki jang menaroeh tjinta. Ja, mémang sedih kalau koepikir. Laki-laki jang memelihara saja, teman saja bersama-sama, boekan lakikoe. Péndéknja apa jang koeperoléh dari dia, adalah dia itoe pemberian sahadja. Oléh sebab itoe pada soeatoe hari saja membitjarakan hal iboekoe sama dia dan mengatakan maksoedkoe soepaja saja dapat tinggal bersama-sama dengan iboekoe. Setelah saja bertanja atau ia soedi menerima permintaankoe itoe, ia poen mendjawab: „Banjak bising, kalau tinggal berkoempoel-koempoel dengan familie”.

Bagaimana marahkoe pada waktoe itoe boekan boeatan. Saja dipeliharanja diroemahnja, akan tetapi iboekoe, iboekoe jang melahirkan saja tiada disoekainja tinggal diroemahnja. Akan tetapi saja soedah toea sedikit dan telah berpikiran. Saja menahani nafsoekoe. Dengan perlahan-lahan saja menerangkan segala hal kami kepada dia. Kaoem keloearga tiada ada, apa lagi orang