Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/210

Halaman ini tervalidasi

210

apabila melihat perempoean jang melarat itoe, berkata, kalau tidak poeas, dalam hatinja:” Tjis, perempoean dj.........!”

Demikianlah perkataan orang jang „baik-baik” itoe. la tiala memikir dan menimbang apa jang dilihatnja. Kalau diperhatikannja benar apa sebabnja orang jang melarat itoe melarat, tentoe tiada berani ia berkata jang demikian. Orang jang demikian itoe tiada patoet kita nista-nistai. Seharoesnjalah kita merasa hiba kasihan pada meréka itoe.

Kalau diperiksa benar-benar, alalah kebanjakan diantara mereka itoe bekas- bekas piaraan orang (njai-njai) atau perempoean jang telah beberapa kali ditjeraikan lakinja.

Orang jang beloem merasai soeatoe hal, jang beloem melihat perkaraitoe dari dalam, djanganlah ia mengeloearkan pertimbangannja. Lebih baik ia diam.

Saja soedah merasai kehidoepan orang piaraan dan saja mengarti apa sebab banjak diantara meréka itoe djatoeh kedjalan kesesatan. Seorang perempoean piaraan telah biasa hidoep dengan senanag. Artinja ia tinggal diroemah jang bagoes dan badannja tiada soesah bekerdja, karena orang jang memiara njai itoe adalah pada galibnja lebih berada dari pada perempoean itoe. Oleh sebab itoe perempoean itoe beroléh kehidoepan jang lebih