Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/234

Halaman ini tervalidasi

234

Hok Gwan berkata ragoe itoe moekanja berkeroet poela. Pertjakapannja dengan isterinja dikamar itoe berbajang poela dalam hatinja. Sehabatnja itoe melihat ia berdoeka tjita itoe.

„Pada pikirankoe", sahoetnja, seolah olah ia dapat mendoega pikiran sahabatnja itoe, „tiadalah lagi jang menjoesahkan pikiranmoe. Isteri ada anak tjoekoep, kekajaan padalah soedah."

„Ja, pada sangkamoe, sebab Lie beloem merasa. Anak dan isteri itoelah kadang-kadang jang membawa kesoesahan itoe."

Tek Lie tiada menjahoet perkataan temannja itoe. Ia bingoeng, sebab dia itoe berlawanan dengan pikirannja. Anak gadis jang diingininja mendjadi isterinja itoe, beloem diperoléhnja. Itoelah jang menjebabkan ia bersoesah hati. Kalau ia beroléh ketjintaannja itoe tá kan ia bersoesah hati lagi. Lain benar-benar adanja dengan perkataan sahabatnja itoe. Ia bersoesah hati disebabkan anak dan isteri jang-ditjintainja.

Oleh sebab itoe ia menjahoet: „jang menjoesahkan hatikoe ini lain. Saja merasa dirikoe sial, karena jang koeingini itoe beloem dapat. Kesoesahan hatimoe itoe, ja'ni kesoesahan orang jang beroentoeng, jang soedah mempoenjai jang dirindoekannja."

„Saja tá mengerti maksoed perkataanmoe itoe."

„Ja, nanti saja terangkan. Sebab itoelah saja